PT Kreasi Beton Dinilai Gagal Dalam Mengawasi Proyek Drainase Rp8,7 M di STM Ujung

PT Kreasi Beton

topmetro.news – Pengerjaan proyek Drainase yang dikerjakan oleh PT Kreasi Beton atas penunjukkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan dinilai gagal dalam mengawasi pekerjaan tersebut dan semakin terkesan asal-asalan serta mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pengerjaan proyek juga sering meresahkan warga.

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan M. Habibi Gultom terkait tumbangnya tiang listrik mengatakan sudah dikordinasikan dengan pihak PLN.

“Baik Bang. Sudah kita koordinasikan dengan pihak PLN Bang untuk Tiang Listrik agar segera direlokasi”, ujar Habibi saat dikonfirmasi melalui laman Whatsappnya, Senin (05/12/2022).

Tak hanya itu, saat ditanyai terkait soal pengawasan oleh pihak terkait Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan tersebut menyebutkan bahwasannya pengawas ada dan kedepannya jadi pelajaran bagi kami.

“Pengawas ada Bang, dari Pihak Konsultan Supervisi. Sebelumnya juga Pihak PLN sudah kita koordinasikan agar memindahkan tiang listrik di Proyek Drainase yang akan dibangun. Ke depannya akan menjadi pelajaran bagi kami untuk lebih cepat dalam koordinasi dengan pemilik utilitas Bang”, Ujarnya.

Lanjut, setelah ditanya terkait kelalaian pihak pengawas sampai dua kali terjadinya permasalahan, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan M. Habibi Gultom bungkam.

Kejadian itu terjadi di Jalan STM Ujung, Kelurahan Sukamaju, Kota Medan. Warga sekitar resah akibat proyek perbaikan drainase yang tak kunjung tuntas itu. Bahkan proyek yang menelan duit negara senilai Rp8,7 miliar itu mengakibatkan tiang listrik PLN tumbang hingga dilakukan pemadaman listrik berjam-jam jam, Minggu (4/12/2022).

Warga setempat, berinisial Din (46), menyebutkan, tiang listrik tersebut tumbang akibat terkena sabetan alat berat (becko) saat melakukan pengerukan drainase, Minggu, sekira pukul 11.02 Wib.

Otomatis, listrik dipadamkan. “ Proyek drainase ini sangat parah sekali dampaknya terhadap masyarakat yang bertempat di daerah ini. Selain masyarakat sulit beraktivitas, bahkan sejumlah pedagang kecil susah untuk berjualan,” ujar Din.

Warga lainnya, zal, juga mengatakan, Sebenarnya masyarakat sudah pernah menyampaikan protes ke pihak pemerintah, melalui Lurah Kelurahan Sukamaju.bahkan, masyarakat melakukan aksi unjuk rasa mempertanyakan proyek perbaikan drainase yang tidak ada sosialisasi ke masyarakat.

Akibat kejadian itu, dampak yang lebih fatal sejumlah pedagang tidak bisa berjualan dan terpaksa tutup. Dialami oleh pedagang kelapa muda, terpaksa menutup lapak jualannya karena terkena proyek galian.

Masyarakat memohon perhatian serius Walikota Medan agar persoalan ini menemukan jalan keluar. ”Kami tidak menghambat pembangunan, namun jangan pula pembangunan yang sedang berjalan ‘mematikan’ usaha masyarakat,” ujar warga.

Dikesempatan yang sama, warga lainnya juga menyebutkan, kejadian serupa pernah terjadi pada, 18 November 2022, ketika pohon tumbang akibat galian untuk box culvert dan mengenai kabel listrik, sehingga terjadi pemadaman listrik hampir 12 jam. “Ini peristiwa kedua terjadi pemadaman listrik akibat proyek perbaikan drainase itu,” kata warga.

TIM

Related posts

Leave a Comment