Tahapan Pemberian Materi Penyuluhan Stunting Ala WHO

Tahapan Pemberian Materi Penyuluhan Stunting Ala WHO

topmetro.news – Materi Penyuluhan Stunting, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 159 juta anak di bawah usia lima tahun dipengaruhi oleh stunting, yang mengakibatkan efek fisik, kognitif, dan emosional jangka panjang.

Menurut data dari KEMENKES RI pada tahun 2021 angka stunting yang terjadi di Indonesia berada pada 24,4 % dari angka kelahiran dimana angka tersebut melampaui angka yang dikeluarkan oleh WHO sebesar 20 %.

Apa Itu Stunting?

Stunting merupakan kondisi dimana pertumbuhan badan pada bayi mengalami keterlambatan hal ini berdasarkan Kementerian Kesehatan RI dan World Health Organization bahwa tinggi badan usia anak berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :

Tinggi Badan Ideal Anak Laki-laki:

1. Usia 1 tahun: 72–78 cm

2. Usia 2 tahun: 82–92 cm

3. Usia 3 tahun: 83–95 cm

4. Usia 4 tahun: 84–97 cm

5. Usia 5 tahun: 85–98 cm

Tinggi Badan Ideal Anak Perempuan:

1. Usia 1 tahun: 70–78 cm

2. Usia 2 tahun: 80–92 cm

3. Usia 3 tahun: 82–95 cm

4. Usia 4 tahun: 83–96 cm

5. Usia 5 tahun: 84–97 cm

Dengan acuan tinggi badan diatas dapat disimpulkan bahwa jika seorang bayi atau balita memiliki tinggi badan dibawah standar bisa di indikasikan mengidap stunting.

Lebih lanjut, Untuk mengatasi masalah dan pencegahan stunting salah satunya adalah dengan menyediakan bahan konseling Materi Penyuluhan Stunting merupakan langkah penting dalam membantu meningkatkan kesadaran dan mencegah terjadinya stunting pada anak, dibawah ini merupakan tahapan dalam penyuluhan stunting.

1. Target Penyuluhan

Langkah pertama dalam memberikan materi konseling tentang stunting adalah menilai kebutuhan kelompok sasaran. Kelompok populasi yang berbeda akan memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda tentang masalah ini untuk memastikan bahwa materi konseling efektif penting untuk mengidentifikasi siapa audiens target dan untuk merancang materi yang sesuai.

Untuk memudahkan dalam memetakan audiens peneliti dari saudari Aditianti dkk yang berjudul penelitian gizi dan makanan dapat dijadikan bahan acuan. Dimana dapat kita tarik kesimpulan berdasarkan karakteristik subjek.

Pendidikan orang tua yang lulusan SMA lebih besar dalam menyumbang angka stunting di Indonesia. Di sisi lain berdasarkan pekerjaan orang tua, seorang ayah yang berprofesi sebagai buruh menghasilkan nilai 40.1 % dan seorang ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga menyumbang angka 62.5 %

2. Pemberian Materi

Langkah selanjutnya adalah mendidik audiens target tentang penyebab, efek, dan solusi stunting. Untuk melakukan ini perlu diberikan informasi yang akurat dan terkini yang dapat mencakup fakta, angka, dan cerita yang menggambarkan masalah dan memberikan solusi. Selain penyuluhan langsung dapat pula dengan memberikan materi pembelajaran dalam bentuk poster, brosur dan pamflet.

3. Sesi Tanya Jawab

Langkah ketiga adalah mendorong kelompok sasaran untuk mengambil tindakan yaitu dengan memberikan sesi tanya jawab terkait materi yang kurang dipahami audiens ,selain tanya jawab penting juga untuk memberikan dukungan dan bimbingan guna membantu kelompok sasaran memahami bagaimana dalam menerapkan solusi.

4. Observasi

Langkah keempat adalah menilai dampak dari materi penyuluhan. Ini dapat dilakukan melalui evaluasi dan survei rutin, yang dapat membantu mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak dan memberikan umpan balik untuk perbaikan di masa depan.

Menyediakan materi konseling tentang stunting di berbagai media parenting adalah langkah kunci dalam membantu mengurangi prevalensinya. Dengan mengikuti langkah – langkah yang diuraikan di atas dimungkinkan untuk membuat materi konseling yang efektif yang akan membantu meningkatkan kesadaran dan mempromosikan solusi sebagai bentuk pendekatan komprehensif.

Penulis | Uca

Related posts

Leave a Comment