‘Pagar Makan Tanaman’, Pria Beristri ‘Embat’ Putri Majikan dan Dipaksa Aborsi

'Pagar makan tanaman'. Bisa menafkahi anak istri menjadi supir antar jemput barang toko milik majikan, sepertinya tidak cukup buat si Jorbut (bukan nama sebenarnya-red).

topmetro.news – Mirip perumpamaan usang, ‘pagar makan tanaman’. Bisa menafkahi anak istri menjadi supir antar jemput barang toko milik majikan, sepertinya tidak cukup buat si Jorbut (bukan nama sebenarnya-red).

Putri sang majikan yang cantik berkulit mulus baru tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Medan, sebut saja: Mekar (juga nama samaran) pun ingin ia ‘embat’.

“Iya sidangnya tadi tertutup. Perkara cabul kan? Gak terbuka untuk umum. Pemeriksaan saksi korban,” kata JPU Kejari Medan Evi Yanti Panggabean singkat sekeluar dari Cakra 4 PN Medan, Rabu (8/2/2023).

Sementara informasi dihimpun, kedekatan di antara Jorbut dengan korban yang yang kian harum semerbak tersebut dikarenakan ayah anak di bawah umur itu berobat ke ibukota, Jakarta.

Otomatis Mekar yang mengendalikan usaha toko dan ujung tombak untuk antar jemput barang toko di tangan terdakwa. Seiring berjalannya waktu, komunikasi di antara kedua insan itu pun semakin intens.

Korban yang ketika itu masih berusia 18 tahun, ternyata menyimpan rasa tertarik dengan terdakwa. Selain gampang ia suruh antar jemput barang, terdakwa juga terbilang ganteng.

Rasa tertarik itu pun kian dalam terperosok ke jurang cinta setengah mati. Istilah Orang Batak Toba, ‘cinta mallabap’.

Dasar ‘cinta mallabap’ tingkat dewa. Si cantik malah mau pula disuruh sang pujaan hati booking kamar di salah satu hotel lewat aplikasi. Dinding kamar hotel pun jadi saksi bisu kegadisannya terenggut oleh si Jorbut.

Beberapa hari kemudian, adegan layaknya suami istri pun kembali berulang oleh kedua insan yang lagi mabuk asmara tersebut. Kali ini di rumah sekaligus usaha toko orangtua si korban.

Sekembali orangtua Mekar berobat, gadis belia itu kemudian disuruh belajar mandiri dengan mencari tempat kost-kostan. Pengalaman mantap-mantapan dengan si pujaan hati masih tersimpan rapat.

Mekar kemudian pindah tempat kost-kostan karena aturan kunjungan tamu sangat ketat. Di tempat kost-kostan yang baru aksi ‘berkejaran di gulungan ombak asmara’ terulang kembali.

Aborsi

Belakangan Mekar mulai mencium aroma kecurigaan. Ada yang tidak beres. Pertama, korban kerap dimintai uang. Kedua, benih yang ada di rahimnya kian mulai membesar dan si Jorbut malah minta aborsi. Ternyata sang dambaan hati telah beristri dan punya anak satu.

Walau demikian, kobaran ‘cinta mallabap’ Mekar tidak padam. Ia mengikuti keinginan terdakwa dengan meminum obat yang katanya bisa mengaborsi rahim.

‘Sepandai-pandai tupai melompat suatu saat akan jatuh juga’. Jalan pintas aborsi lewat mengkonsumsi obat tersebut tidak manjur. Orangtua yang nggak terima dengan perbuatan si Jorbut, kemudian melaporkannya ke kepolisian. Konon, sang bayi hingga kini sehat walafiat.

reporter | Robert Siregar

Related posts

Leave a Comment