Upaya Penurunan Angka Stunting Dibawah 10 Persen, Walikota dan TPPS Bakal Turun ke Kelurahan

Upaya penurunan angka stunting di bawah 10 persen pada tahun 2024, Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) akan turun ke kelurahan-kelurahan.

topmetro.news – Upaya penurunan angka stunting di bawah 10 persen pada tahun 2024, Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) akan turun ke kelurahan-kelurahan.

Seperti data pada tahun 2022, angka stunting di Kota Pematang Siantar masih mencapai 14,3 persen.

dr Susanti yang juga Ketua TPPS Kota Pematang Siantar menyampaikan hal itu pada Rapat Rencana Aksi 8 Konvergensi (Review Kinerja TPPS) Program Percepatan Penurunan Stunting. Rapat berlangsung di Ruang Rapat Bappeda Kota Pematang Siantar, Jumat (24/2/2023) sore.

Dokter spesialis anak ini juga menjelaskan, stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1.000 hari pertama. Yang kemudian dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya

“Stunting erat hubungannya dengan peningkatan kualitas SDM. Di sini kita memiliki komitmen untuk memperbaiki gizi masyarakat terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” terang dr Susanti.

Optimis

dr Susanti optimis, di tahun 2024 angka stunting berada di bawah 10 persen. Masih kata dr Susanti, pendekatan kepada si ibu itu sangat perlu guna memberikan penjelasan terkait stunting.

“Kita beri perhatian. Sehingga si ibu dapat menangani secara baik,” ujar mantan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar itu.

Selaku Ketua TPPS di Kota Pematang Siantar, dr Susanti menuturkan akan turun ke kelurahan dalam upaya percepatan penanganan stunting.

“Jika kami turun, tidak perlu ada persiapan yang khusus. Kita hanya mau melihat kondisi si ibu dan bayinya. Dengan kedatangan kita ke rumahnya, kita akan mengetahui penyebab kenapa bayinya stunting dan kondisi keluarga serta tempat tinggalnya,” tutup dr Susanti.

Pada kegiatan itu ada juga pemaparan dari Plt Kepala Bappeda Kota Pematang Siantar Dedi Iskandar Harahap. Kemudian pemaparan praktik dari Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Juga gambaran masukan dalam upaya percepatan penanganan stunting di tahun 2023 oleh Satgas Stunting.

Kegiatan berakhir dengan diskusi dalam mereview tahun 2022. Serta menyusun perencanaan strategi dan inovasi tahun 2023 terkait percepatan penurunan stunting di Kota Pematang Siantar.

Turut hadir, Plt Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pematang Siantar Hasudungan Hutajulu, Plt Kadis Pendidikan Rudol Barmen Manurung MPd, dan sejumlah camat.

penulis | Agustian Tarigan

Related posts

Leave a Comment