Ajang G20, Trump-Putin Paling Dinanti

g20

TOPMETRO.NEWS – Pertemuan pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Konferensi G20 menyita perhatian dunia. Kemarin (7/7) dua tokoh dunia itu dijadwalkan menggelar pertemuan empat mata di hari pertama konferensi. Tepatnya sekitar 15 menit setelah sesi sore dengan topik bahasan dampak perubahan iklim.

Melihat agenda sesi sore yang sensitif bagi Trump, lagi-lagi Putin menjadi penyelamat. Jika tidak ada jadwal bertemu Putin, mau tak mau Trump harus berhadapan dengan para pemimpin Eropa yang sudah ancang-ancang hendak menyerang suami Melania tersebut terkait Paris Accord yang AS tinggalkan bulan lalu. Salah satunya adalah Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May.

”Kami tidak akan menegosiasikan Paris Agreement (Paris Accord) yang sudah tidak bisa diganggu-gugat. Tapi, saya akan membuat AS kembali menyatakan komitmennya terhadap perjanjian tersebut,” papar May dalam jumpa pers menjelang pembukaan konferensi dua hari di Kota Hamburg, Jerman.

Dia juga akan memanfaatkan pertemuan bilateral dengan Trump untuk membahas Paris Accord.

Namun, Trump punya alasan kuat untuk menghindari cecaran para pemimpin dunia soal Paris Accord. Yakni, Putin. Pertemuan dua presiden yang kabarnya punya hubungan istimewa itu menjadi momen yang sangat dinantikan di sela konferensi G20. Sebab, untuk kali pertama, Trump yang kini menjadi penguasa Gedung Putih bertemu dengan Putin sebagai teman sejawat. Sama-sama kepala negara.

”Saya tidak sabar menjalani pertemuan dengan para pemimpin dunia hari ini, termasuk pertemuan dengan Vladimir Putin. Banyak yang perlu dibahas,” cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump kemarin.

Di jagat Twitter itu, dia berjanji merepresentasikan Negeri Paman Sam dengan sangat baik. Dia juga bakal membela kepentingan AS di hadapan Putin.

Kemarin Trump dan Putin bertemu pada pukul 15.45 waktu setempat. Berbagai isu berat membayangi pertemuan mereka. Salah satunya intervensi Rusia dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2016 yang dimenangkan Trump. Sebelumnya, saat berkunjung ke Polandia, presiden ke-45 AS itu menyatakan bahwa Rusia mungkin ikut campur dalam pilpres. ”Tapi, negara-negara lain mungkin juga,” ujarnya.

Dalam pertemuan tertutup itu Trump tidak mengajak banyak orang. Gedung Putih menyatakan sang presiden hanya mengajak Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan seorang penerjemah untuk menghadapi Putin dan timnya. Delegasi Rusia pun tidak akan terdiri atas banyak orang.

”Putin lebih menyukai pertemuan yang tidak dihadiri banyak orang,” kata Michael McFaul, mantan duta besar AS untuk Rusia. (tmn)

Related posts

Leave a Comment