Yayasan Pondok Kasih Optimis Lahirkan ‘Agen Of Change’ Lewat Program Kelestarian Budaya

Program Pemuda Peduli Kelestarian Budaya gagasan Yayasan Pondok Kasih diharapkan akan menjadi episentrum baru dalam melahirkan 'agen of change' generasi muda ke depannya.

topmetro.news – Program Pemuda Peduli Kelestarian Budaya gagasan Yayasan Pondok Kasih diharapkan akan menjadi episentrum baru dalam melahirkan ‘agen of change’ generasi muda ke depannya.

Dalam keterangan persnya, Ketua Yayasan Pondok Kasih Cabang Sumatera Utara Nelsi Sitondang menyebutkan bahwa pihaknya tidak berafiliasi kepada pihak tertentu dan bersifat nasionalisme sesuai tupoksinya. Yaitu melahirkan generasi muda yang ideal dan berkualitas.

“Sejauh ini kita sudah bekerja sama dengan enam Kementerian Republik Indonesia. Kita juga menggandeng pemuda-pemuda yang tergabung dari beberapa organisasi. Tanpa memandang RAS, merajut toleransi antar umat beragama,” katanya pasca-konferensi pers di Ruang Kantor Kepala Badan Kesbangpol Simalungun, Selasa (30/5/2023), sekira pukul 15.30 WIB.

Ia menyebut, Yayasan Pondok Kasih akan menggelar even pertamanya di Kabupaten Simalungun tepat pada Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2023, di Lapangan STT Rajawali Jalan Asahan Rambung Merah, Kabupaten Simalungun. Dengan tema, ‘Pemuda Agen Perubahan Pembenahan Peduli Bangsa (PAP3B)’.

“Tentunya even ini sangat penting untuk menyadarkan para pemuda akan kelestarian daerah, khususnya Simalungun. Sekaligus sebagai sosialisasi edukasi budaya yang nanti akan terus di-follow up. Maka dari itu saya memohon kita satukan persepsi kita untuk kesuksesan acara dalam merajut kebinekaan membangun jiwa kesatuan cinta Budaya Indonesia,” harap Nelsi.

Kesetaraan Sosial

Hal senada juga diucapkan Tim Pembina Yayasan Pondok Kasih Imelda Lestari Sinaga yang juga hadir dalam kesempatan itu. Ia mengatakan bahwa program mereka bukan hanya di sektor pendidikan saja. Melainkan di segala hal yang menyangkut kebangsaan dan kesetaraan sosial.

“Salah satu landasan kita melaksanakan kegiatan ini untuk menyangkal sikap apatisme pemuda terhadap kelestarian budaya. Kita mempersatukan anak muda yang beragam keyakinan, namun satu tujuan. Yakni kelestarian budaya dan saling menjaga toleransi serta mencintai budaya kita,” ujarnya.

Ia menerangkan, pada acara even nanti pihaknya memperlombakan beberapa konten seperti pertunjukan seni tarian tradisional dan modern. Juga band kontemporer tradisonal. Lalu talkshow pemateri Pemuda Simalungun dengan konsep budaya dan talkshow akan sadar dengan kelestarian budaya.

“Selain itu, ada juga lomba yang diadakan scara virtual. Tujuannya untuk memancing anak muda agar menunjukkan potensi keterampilannya. Program kita ini minimal tiga tahun di setiap lokasi. Kami sedang memikirkan dan sudah menyiapkan bagaimana follow up. Kita terinspirasi dari sebuah desa menari di Jawa Tengah,” tandasnya berharap insan pers turut serta mempromosikan program mulia mereka.

Sementara, dalam kesempatan ini Kepala Badan Kesbangpol Simalungun Arifin Naingolan dan Kadis Pariwisata Muhammad Fikri Damanik sebagai fasilitator sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Tentunya kami sebagai pemerintah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena mencatut budaya dan nama Simalungun, yang mana kita harapkan mampu mendongkrak kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian Budaya Simalungun,” pungkas Kepala Kesbangpol.

penulis | Agustian Tarigan

Related posts

Leave a Comment