Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Serahkan 891 SK Guru P3K

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi resmi melantik dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (P3K) kepada 891 guru SMA Negeri dan SMK Negeri se-Sumut.

topmetro.news – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi resmi melantik dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (P3K) kepada 891 guru SMA Negeri dan SMK Negeri se-Sumut.

Penyerahan SK P3K itu, berlangsung di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gurbernur Sumut, Kota Medan, Jumat (21/7/2023). Di mana ratusan guru yang kini berstatus P3K ini, tertampung menggunakan APBD Sumut pada tahun 2022 lalu.

Edy berharap kepada ratusan guru ini, mampu mengabadikan diri dengan baik dan profesional. Sehingga menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

“Guru kita non-ASN atau P3K, saya belum tahu kualitas guru ini ya. Memperkuat untuk mengedukasi rakyat-rakyat kita. Saya ingin bertemu seperti ini. Sebagai penyemangat dan mereka harus bisa mendidik murid-murid kita dapatkan murid yang memiliki budi pekerti,” kata Edy.

Mantan Pangkostrad itu menjelaskan, masih terdapat ketimpangan guru. Baik secara jumlah hingga kualitas, antara di Kota Medan dan di daerah lain di Sumut. Sehingga masih ada yang menjadi catatan dan evaluasi untuk pemerataan guru secara kualitas dan jumlah ke depannya.

Guru Pelosok Desa

Edy bercerita, awal menjabat sebagai Gubernur Sumut. Ia memiliki rencana membuat program guru terbang dengan mengajar hingga ke pelosok desa di Sumut. Dengan menyiapkan semua anggaran dalam program tersebut.

“Sangat timpang. Kemarin saya bertujuan guru terbang. Dana sudah saya siapkan. Khususnya guru-guru eksakta ke Tarutung sana. Guru negeri di sana, gurunya satu, muridnya sekian banyak. Tahunya, gurunya setengah-setengah,” ungkapnya.

Edy mengatakan program guru terbang harus pupus dan tidak berjalan. Karena kehadiran tamu tidak diundang, yakni Covid-19. Sehingga anggaran beralih untuk pengendalian Covid-19.

“Karena kehadiran Covid terkendala lah. Ke depannya harus kita lakukan. Bila terjadi ketimpangan seperti itu, akan menjadi kesulitan kita semua itu,” ujarnya.

Edy mengharapkan, seluruh anak dan masyarakat dapat merasakan pendidikan dengan kualitas yang baik, secara SDM guru dan infrastuktur.

“Apa lagi, masih zonasi. Saya dulu sekolah SMA Negeri 1 Medan. Ada anak Tarutung, ada anak Nias. Karena dia tes di sini. Anak Tarutung pintar, gak bisa masuk di sini. Tertutup dengan zonasi,” pungkasnya.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment