Baskami Ginting: Oktober, Momentum Kebangkitan Kain Khas Tradisional Nusantara

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting menyebutkan, Bulan Oktober terisi hari-hari yang memiliki makna mendalam. Hal itu sebagai momentum kesadaran dan kebangkitan Bangsa Indonesia akan ragam budaya yanga ada.

topmetro.news – Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting menyebutkan, Bulan Oktober terisi hari-hari yang memiliki makna mendalam. Hal itu sebagai momentum kesadaran dan kebangkitan Bangsa Indonesia akan ragam budaya yanga ada.

Berawal pada 2 Oktober, lanjut Baskami, yang merupakan Hari Batik Nasional dan Hari Batik Dunia. Kemudian berlanjut ke tanggal 17 Oktober merupakan Hari Ulos Nasional.

“Dua perayaan ini mewakili kain khas tradisional yang kita punya. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sudah diakui dunia, di Sumatera Utara, beragam kain yang dimiliki ragam suku di sini. Kita patut berbangga,” katanya melalui rilis tertulis, Senin (2/10/2023).

Politisi PDI Perjuangan itu menyebutkan, Sumatera Utara yang terdiri dari Melayu, Nias, Karo, Batak Toba, Batak Angkola, Batak Simalungun, Mandailing, Pakpak, memiliki pakaian dengan kain khas masing-masing.

“Belum lagi saudara-saudara Tionghoa, India, dan yang berada di pesisir, juga memiliki pakaian khasnya. Inilah yang patut kita banggakan,” tambahnya.

Menurut Baskami, kain-kain tradisional tersebut memiliki kaitan erat dengan gambaran adat istiadat, juga budaya di berbagai wilayah.

“Kain-kain khas dan pakaian khas kita memiliki makna filosofis sendiri yang diwariskan secara turun-temurun. Ini lah satu di antara kekayaaan yang dimiliki bangsa ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut Baskami mengatakan, Bung Karno dalam pidatonya senantiasa menggelorakan ‘berkepribadian dalam kebudayaan’. Yang berarti mendapatkan jati diri dari budaya yang dimiliki.

Oleh karenanya, pihaknya mengapresiasi pemerintah daerah yang menginstruksikan para ASN memakai baju adat pada hari tertentu dalam pelayanannya.

“Ini bisa menularkan rasa cinta dan bangga kita kepada seluruh masyarakat. Anak-anak kita juga harus dididik serupa, mencintai budayanya,” ungkapnya.

UNESCO

Baskami menjelaskan, Batik Indonesia telah dapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu.

“Ulos, pada 17 Oktober 2015. Kemendikbud menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional,” tambahnya.

Baskami menjelaskan, pihaknya juga mendukung langkah Pemprov Sumut mengusulkan Ulos menjadi warisan budaya tak benda dunia ke UNESCO. Yakni, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization yang merupakan salah satu badan di PBB.

“Sehingga bisa menyusul dengan ragam kain yang ada. Seperti Songket Melayu, Uis Gara Karo, dan lainnya,” tambah Baskami.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment