Mesin Giling Tebu PGKM Mati Berkisar 8 Jam, Dirut SGN Diminta Segera Copot General Manager PGKM dan Kepala Teknik

topmetro.news – Penggilingan produksi tebu perdana di tahun 2024 yang hanya difokuskan di Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) ternyata berdampak signifikan dengan kemampuan mesin yang dimiliki perusahaan plat merah tersebut.

Proses penggilingan panen tebu perdana 2024 tidak dilakukan di Pabrik Gula Sei Semayang dikarenakan hasil panen yang tidak mencukupi juga dikarenakan kekurangan lahan produksi. Hal itu disampaikan GM PGKM Holdimar Aritonang pada saat acara syukuran giling perdana 2024 pada pekan lalu.

Namun, dalam pelaksanaan proses penggilingan perdana 1 pabrik gula ini, ternyata tidak ditopang dengan kondisi dan perawatan mesin yang mumpuni. Buktinya, baru beberapa hari dilakukan proses penggilingan ternyata boiler mesin giling tak mampu bekerja maksimal.

Buntutnya, puluhan truk pengangkut tebu mengular antri. Akibatnya, desakan agar Dirut PT SGN Aris Thorisman diminta segera mencopot General Manager PGKM Holdimar Aritonang dan Kepala Tehnik Oprasional dari jabatannya.

Karena diduga kedua pejabat di PGKM tersebut dinilai tidak becus bekerja karena mesin boiler (penggilingan) di stasiun mild sempat mengalami kerusakan pada Senin (23/1/2023) mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore tidak dapat beroperasi.

Menurut sumber terpercaya di PGKM yang minta namanya dirahasiakan menjelaskan bahwa kerusakan mesin giling di stasiun mild PGKM terjadi sejak pagi sampai sore hari. Setelah diperbaiki, sorenya pabrik tersebut mulai kembali beroperasi.

“General Manager sama Kepala Teknik tidak becus bekerja. Seharusnya ini menjadi perhatian Dirut PT SGN Aris Thorisman untuk segera mencopot kedua pejabat itu dari jabatannya,” ketus sumber kepada wartawan Selasa (22/1/2024) siang.

Lanjut sumber, akibat mesin rusak sejumlah sopir angkutan tebu mengeluh karena mengantri di pabrik bahkan para supir kehabisan waktu tidak dapat trip.

“Persoalan mesin boiler (penggilingan) yang rusak, memang sudah diprediksi jauh hari sebelumnya. Tanda-tanda kerusakan sebenarnya sudah terjadi.

Pasalnya, mesin giling yang semula dianggap tidak bermasalah justru mengalami tekanan suara seperti cengap-cengap seakan tidak sanggup beroperasi,” ujar sumber lagi.

Hal ini mengundang perhatian serius dari berbagai kalangan yang mempertanyakan penggunaan anggaran untuk memperbaiki mesin produksi PGKM tersebut. Sebab, pihak PGKM terkesan sengaja menutup-nutupi terkait penggunaan anggaran rehabiltasi mesin produksi. “Kalau ini sering terjadi, pabrik PGKM bakalan bangkrut. Bayangkan saja, hampir 8 jam mengalami kerusakan tidak beroperasi sudah berapa ratus juta perusahaan mengalami kerugian,” tandasnya.

General Manager PGKM Holdimar Aritonang saat dikonfirmasi wartawan sejak Senin (22/1/2024) sore. melalui pesan Whatsapp mengenai masalah kerusakan mesin pabrik, namun sampai saat yang bersangkutan tidak kunjung menjawab.

Penulis : Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment