Gawat…! Debu Serbuk Kayu Milik Perusahaan Meubel Buat Murid Play Grup Terkena ISPA

Sejumlah orangtua murid TK dan 'play group' salah satu perguruan swasta di Jalan Brigjen Katamso Kelurahan Sei Mati, Medan Maimoon, minta pemko dan DPRD Medan menindak pengusaha meubel kayu yang lokasi usahanya bersebelahan langsung dengan sekolah tersebut

topmetro.news – Sejumlah orangtua murid TK dan ‘play group’ salah satu perguruan swasta di Jalan Brigjen Katamso Kelurahan Sei Mati, Medan Maimoon, minta pemko dan DPRD Medan menindak pengusaha meubel kayu yang lokasi usahanya bersebelahan langsung dengan sekolah tersebut.

Pasalnya, debu kayu yang bersumber dari kegiatan usaha tersebut telah menyebabkan sejumlah siswa mengalami sakit infeksi saluran akut pernapasan (ISPA).

Hal ini seperti dialami sejumlah siswa kelas TK dan ‘play grup’ baru-baru ini dan juga seperti diakui oleh orangtua murid.

Dari pengakuan pasangan suami istri, Handoko dan Tiffany, bahwa anaknya merupakan pelajar di ‘play group’ pada perguruan swasta yang lokasinya bersebelahan dengan usaha lokasi meubel itu.

Ia menceritakan bahwa anaknya merupakan satu di antara yang lainnya yang terkena ISPA akibat polusi udara dari pengelolaan meubel kayu.

“Bukan kita menuduh. Namun sangat jelas polusi udaranya cukup tinggi. Sedangkan anak kita untuk keluar rumah pun jarang. Dan hal lain yang menguatkan karena polusi banyak mengenai anak-anak lainnya di ‘play group’ yang terkena sakit yang sama,” ucapnya.

“Jadi kita bermohon kepada Walikota Medan Bobby Afif Nasution melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kesehatan Kota Medan agar menindaklanjuti permasalahan polusi udara akibat pengelolaan meubel yang bersebelahan dengan sekolah yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso No 282-283 Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimoon itu, karena sudah sangat berbahaya dan mengkhawatirkan.

Bising dan Debu

Bahkan tayangan rekaman vidio yang viral berdurasi 30 detik yang mereka tunjukkan kepada awak media, terlihat dan terdengar jelas suara kebisingan pengelolaan kayu. Selain itu debu bekas pengelolaan berterbangan, Bahkan menyebabkan kendaraan roda empat yang terparkir tertutup debu, bagaikan erupsi gunung berapi.

Keberatan ini pun disampaikan perwakilan orangtua murid yang anaknya belajar di ‘play group’ perguruan swasta tersebut kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).

Perwakilan orangtua lainnya, yakni Jerry, juga menyampaikan hal senda. Ia mengaku anaknya juga mengalami sakit pada pernafasan. Hal serupa juga disampaikan Dina Purba, bahwa cucunya sakit pada pernafasan.

Ketiganya menyampaikan bahwa lingkungan tempat tinggal mereka jauh dari pencemaran udara. Sementara ketika anak-anak mereka sekolah, ternyata di samping sekolah ada usaha pengelolaan meubel. Di mana usaha itu menghasilkan debu serbuk kayu yang memiliki partikel yang dapat membahayakan pernafasan manusia. Terutama anak anak yang sehari-hari berada di tempat itu.

“Ini harus menjadi perhatian serius semua pihak termasuk kepling, lurah, camat, Dinas Lingkungan Hidup, DPRD Medan, dan Wali kota Medan,” ujar Jerry selaku perwakilan orangtua siswa.

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment