Arogansi Kasi Intel Kejari Langkat, Wartawan Nyaris ‘Ditelanjangi’ Usai Diamankan Karena Memakai Baju Purwaka

oknum Kasi Intel Kejari Langkat Sabri Fitriansyah Marbun SH, dengan wajah tidak bersahabat menghampiri serta merangkul salah seorang wartawan salah satu media cetak harian terbitan Medan yang sedang duduk bersama rekan-rekannya.

topmetro.news – Tidak ada angin, tidak ada hujan. Tiba-Tiba oknum Kasi Intel Kejari Langkat Sabri Fitriansyah Marbun SH, dengan wajah tidak bersahabat menghampiri serta merangkul salah seorang wartawan salah satu media cetak harian terbitan Medan yang sedang duduk bersama rekan-rekannya.

Saat itu, oknum Kasi Intel Kejari Langkat yang datang bersama beberapa rekan jaksa lainnya, terlihat seperti sedang mengamankan DPO pelaku kriminal dan langsung memboyongnya.

“Ayo, ikut ke kantor dulu Bang Ali,” ujar Sabri Marbun yang seolah mengabaikan kemitraan di hadapan media lainnya di sebuah warung tongkrongan jurnalis di Stabat, Senin (1/4/2024) siang.

Sikap arogan salah seorang pejabat publik di tubuh Adhyaksa Kejari Langkat tersebut tentu menjadi tandatanya besar bagi seluruh awak media yang melihat peristiwa tersebut, termasuk topmetro.news.

Bahkan, sapaan kemitraan kepada Kasi Intel yang disampaikan awak media lainnya termasuk topmetro.news tidak dijawab. Dengan wajah dingin, Sabri Marbun juga melarang wartawan tersebut untuk mengendarai sepeda motornya. Harus ikut dalam mobil rombongan tim jaksa itu.

Saat itu, beberapa rekan jaksa yang sangat akrab dengan awak media, merasa kaget dan tak enak hati setelah melihat siapa yang mereka jemput.

Akibat perlakuan oknum Kasi Intel Kejari Langkat tersebut, wartawan bernama M Ali merasa dilecehkan dan dipermalukan di depan umum.

Usut punya usut, tindakkan refresif oknum Kasi Intel Kejari Langkat tersebut ternyata hanya karena wartawan itu memakai baju bertuliskan Purwaka (Persatuan Unit Wartawan Kejaksaan Kabupaten Langkat) berlogo kejaksaan. Ada dugaan, ini hasil aduan seorang oknum wartawan asal Brandan karena adanya rasa kecemburuan sosial.

Padahal pakaian bertuliskan Purwaka serta berlogo kejaksaan tersebut merupakan seragam resmi arahan mantan Kejari Langkat sebelumnya, Andre Ridwan SH MH.

“Kami ada sekitar 10 orang wartawan unit kejaksaan, sesuai arahan Kejari Langkat sebelumnya Pak Andre Ridwan yakni seragam Purwaka,” ujar M Ali kepada media sebagaimana penjelasannya di Ruangan Kasi Intel.

Lecehkan Profesi

M Ali menjelaskan, sesampainya di dalam ruang kerja Kasi Intel, Sabri langsung bertanya seolah melecehkan profesi wartawan tersebut.

“Sudah banyak ya hasil meras dengan memakai baju itu. Dari mana kamu mendapatkan baju berlogo kejaksaan tersebut?” ujar Sabri menginterogasi sebagaimana paparan M Ali.

Ali langsung menyampaikan secara jelas asal usul baju Purwaka berlogo kejaksaan tersebut. Serta menjelaskan juga awal pembentukan Tim Wartawan Unit Kejaksaan.

Namun, apa yang dijelaskan M Ali seolah tidak dipedulikan oknum Kasi Intel tersebut. Sabri terus mencecar awak media itu dengan kalimat-kalimat memojokkan. Seperti telah hilang rasa jalinan kemitraan yang terjalin selama ini.

Kasi Intel Kejari Langkat tersebut kemudian memerintahkan salah seorang stafnya untuk mengambil foto M Ali mulai dari depan, samping kiri-kanan dan belakang seperti seorang pelaku kriminal.

Dalam kesempatan itu Sabri juga menyuruh M Ali membuat surat perjanjian dengan bermateraikan Rp10 ribu. Kemudian Sabri memerintahkan M Ali untuk membuka baju yang dikenakan disaksikan staf intel lainnya.

Untung saja wartawan tersebut saat diboyong menggunakan mobil tim jaksa sempat membawa jaket. Sehingga M Ali tidak telanjang dada keluar dari Gedung Kejaksaan Negeri Langkat tersebut.

Ironisnya, Kasi Intel juga seperti belum puas hati mempermalukan awak media tersebut. Yakni menyuruhnya keluar ruangan begitu saja tanpa menunjukkan niat baik untuk mengantar kembali ke tempat di mana ia menjemput.

Sudah Sesuai

Terpisah, Kasi Intel Kejari Stabat Sabri Fitriansyah Marbun SH saat ditanya terkait cara-cara arogan dan tidak bersahabat terkait perlakuan kepada salah seorang rekan wartawan, menjelaskan, bahwa apa yang ia lakukan sudah sesuai.

“Klarifikasi kan sudah santun. Sudah dibantu juga. Memangnya tidak boleh diklarifikasi? Coba ditanya sama Pak Ali dimintai keterangan atau diapakan. Justeru lebih elok dibawa ke kantor dari pada lama-lama di warung. Jadi perhatian orang,” ujar Sabri membela diri.

“Kira-kira ada masalah besar ya Pak dengan yang dipakai Ali? Itu kan seragam wartawan unit kejaksaan yang dibentuk Pak Andre Ridwan dulu. Kan bisa Pak Kasi Intel kabari lewat telepon. Bukan cara-cara seperti menangkap krimimal dan menuding sudah berapa banyak yang diperas menggunakan baju itu? Untung saja Ali bawa jaket, kalau gak, mungkin Ali hrs dipermalukan keluar ruangan intel pakai singlet,” tanya topmetro.news, mewakili media lainnya.

“Menurut Saudara, kami jemput itu adalah masalah besar? Intelijen itu deteksi dini AGHT. Ancaman Gangguan Hambatan Tantangan terhadap institusi. Sudah jelas Pak?” tantangnya.

Saat ditanyakan kembali apakah selama ini M Ali dan awak media lain yang menggunakan baju itu dianggap sudah mengancam institusi kejaksaan, ia menjawab, kalau yang digunakan itu tidak berlaku dan tanpa sepengetahuan pejabat yang berwenang itu menjadi AGHT. “Makanya dicegah duluan,” kilahnya.

reporter | Rudy Hartono

Related posts

Leave a Comment