Topmetro.news – Para petani di Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) harus menelan pil pahit akibat banjir yang dua kali melanda kawasan persawahan mereka. Akibatnya, puluhan rantai tanaman padi gagal berkembang, menyebabkan kerugian finansial yang tidak sedikit.
Salah satu petani, Sudarno (55), warga Dusun IX Kampung Ibus, Desa Sei Rampah, mengungkapkan kesulitannya kepada awak media pada Sabtu (18/1/2025). Sawah miliknya yang berada di Dusun VII Kampung Pala, Desa Sei Rampah, menjadi salah satu yang terdampak parah.
“Ini sudah kedua kalinya saya alami, Bang. Yang pertama, saya menanam di bulan Oktober. Baru 15 hari tanam, banjir datang pada November,” ujarnya.
Setelah banjir di November, Sudarno berusaha kembali menanam padi di akhir Desember. Namun, usahanya kembali gagal.
“Saya mencoba lagi menanam di akhir Desember. Setelah sempat saya pupuk sekali dengan dua karung pupuk untuk 30 rantai, dua hari kemudian banjir datang lagi. Semua tanaman padi tenggelam terkena luapan air,” tuturnya dengan nada kecewa.
Dua kali banjir yang melanda sawahnya membuat Sudarno mengalami kerugian besar. Ia memperkirakan kerugian modalnya mencapai Rp8 juta. Menurutnya, kondisi ini menjadi masalah rutin yang dihadapi petani Desa Sei Rampah setiap musim tanam kedua.
“Setiap tahun, asal musim tanam kedua, pasti banjir datang. Kami selalu mengalami kerugian karena terus menerus harus mengulang proses tanam,” tambahnya
Sudarno berharap Pemerintah Kabupaten Sergai dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan ini. Ia menyoroti buruknya sistem irigasi dan gorong-gorong yang menjadi salah satu penyebab utama banjir.
“Kami sangat berharap perhatian dari Pemerintah Sergai. Bongkar dan perbesar gorong-gorong aliran air di pinggir jalan umum menuju induk sungai. Gorong-gorong itu terlalu kecil, tidak mampu menahan debit air yang deras sehingga meluap ke persawahan kami,” pintanya.
Selain itu, Sudarno juga meminta pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur persawahan agar tanaman padi petani dapat tumbuh optimal tanpa harus khawatir gagal panen setiap tahunnya.
Bencana banjir yang terus berulang ini menjadi ancaman nyata bagi para petani di Desa Sei Rampah. Jika tidak segera ditangani, potensi kerugian semakin besar dan keberlangsungan hidup para petani akan semakin terancam.
Reporter | Fani