topmetro.news, Medan – Sejumlah pimpinan serikat pekerja di Sumut, menyampaikan sikap menolak penutupan TPL, Selasa (10/6/2025) lalu. Salah satu alasan mereka adalah, penutupan PT TPL akan berdampak serius terhadap mundurnya perekonomian Sumut, khususnya kepada ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya di TPL.
Alasan lain, mereka menilai penutupan TPL akan membawa gejolak sosial yang serius di Sumut. Kata mereka, penutupan TPL tidaklah solusi di tengah upaya berbagai pihak untuk menghadirkan lapangan kerja.
Lanjut mereka, kalau TPL dituding melakukan pengrusakan lingkungan, maka permasalahan lingkungan yang diselesaikan. Mereka pun menganjurkan agar Ephorus HKBP membuka ruang dialog dengan manajemen TPL dan serikat buruh untuk meng-clearkan persoalan.
Ketika wartawan media ini menanyakan tanggapan Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan MST soal seruan di atas, ia balik mengajukan pertanyaan, apakah yang menolak penutupan PT TPL pernah memikirkan nasib masyarakat Batak?
“Sebelum saya respon, ada satu pertanyaan saya kepada mereka: ‘Bagaimana sikap mereka terhadap korban puluhan tahun terakhir ini dan nasib jutaan orang yang hidup sekarang dan generasi yang belum lahir dengan kerusakan alam yang disebabkan TPL’,” tulis pucuk pimpinan organisasi gereja terbesar di Asia Tenggara tersebut dalam jawabannya via WA.
Wartawan media ini lantas menyebut, mungkin mereka (penolak tutup PT TPL) akan menjawab, kalau TPL dituding melakukan pengrusakan lingkungan, maka permasalahkan lingkungan saja yang diselesaikan. “Bahasa ini juga ada mereka ucapkan di pernyataan mereka itu, Bapauda…,” tanya wartawan media ini kepada Ephorus.
Namun kembali Pdt Dr Victor Tinambunan MST menegaskan ucapan sebelumnya, yang mempertanyakan sikap para pimpinan serikat pekerja, atas nasib masyarakat Batak di seputaran PT TPL. “Pernahkah mereka pikirkan nasib mayoritas masyarakat Batak dan generasi yg belum lahir sekarang?” tulisnya lagi.
Soal anjuran membuka ruang dialog, pada berita sebelumnya, Ephorus HKBP juga sudah menegaskan, bahwa selama masih seputar mempertahankan PT TPL (Toba Pulp Lestari) beroperasi, maka dialog tidak dibutuhkan.
“Kalau TPL sudah memutuskan menutup, boleh dialog bagaimana ke depan. Kalau dialog masih seputar mempertahankan TPL beroperasi, dialog tak dibutuhkan,” tegasnya. (SELENGKAPNYA BACA DI SINI)
Tolak Seruan
Sebagaimana berita sebelumnya, sejumlah unsur pimpinan serikat buruh dan pekerja di Provinsi Sumatera Utara menolak penutupan PT TPL. Pernyataan para pimpinan serikat pekerja tersebut juga sekaligus menolak seruan Ompui Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan MST untuk menutup TPL.
Penolakan tutup TPL tersebut disampaikan sejumlah pimpinan buruh Sumut, di antaranya Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sumut Anggiat Pasaribu, Ketua Serikat Burun Sejahtera Indonesia (SBSI) 92 Sumut Pahala Napitupulu, Ketua Koordinator F.Hukatan Sumut Tohonan Tampubolon, Sekretaris Korwil KSBSI Sumut Paraduan Pakpahan, Fatiwanolo Zega SH, Mince Simatupang, dan Suriono.
“Amang Ephorus yang kami hargai, warga HKBP banyak sekali di sana. Mungkin saja bapak terima data yang salah. Mari kita dudukkan permasalahan ini agar tidak menjadikan persoalan yang dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu,” ujar Pahala ketika itu.
Mereka berpendapat bahwa persoalan ini harus diselesaikan secara arif dan bijaksana demi menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup.
reporter | Jeremi Simbolon