Usai Diguncang Gempa 8,9 SR, Padang Kini Berbenah

Usai Diguncang Gempa 8,9 SR, Padang Kini Berbenah

TOPMETRO.NEWS – Hari ini, 8 tahun lalu. Tepatnya 30 September, Padang-Sumatera Barat diguncang gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter. Peristiwa yang belakangan mereka sebut dengan G30S Sumbar dampaknya memang sangat parah. Selain banyak korban jiwa, kerugian materil juga tidak sedikit.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, untuk di kota itu terdapat 33.579 rumah warga rusak berat, 35.816 rusak sedang, serta 37.615 mengalami rusak ringan. Sedangkan sekolah yang mengalami kerusakan 25 unit rusak berat, 19 rusak sedang, dan 88 rusak ringan. “Alhamdulillah, kini semua bangunan itu sudah diperbaiki,” jelas Kepala BPBD Edi Hasymi, Sabtu (30/9).

Kini setelah 8 tahun berlalu, Pemko Padang berusaha bangkit. Sejumlah objek vital kembali dibangun, seperti Pasar Raya Padang yang progres pembangunannya sudah hampir 100 persen. Begitu juga bangunan sekolah, fasilitas pemerintahan dan lain sebagainya.

Kendati begitu masih ada catatan terhadap Kota Padang yang berada di tepi pantai barat Sumatera itu tidak bisa lepas ancaman tsunami. Ada lima kecamatan yang rawan tsunami. Antara lain, Padang Barat, Padang Utara, Padang Selatan, Kototangah dan Bungus.

“Di kecamatan itu, kami sudah memasang plang yang menunjukkan jalur evakuasi serta membuat blue line yang memberitahukan bahwa daerah tersebut diperkirakan sudah aman tsunami,” jelasnya seperti dilansir Padang Ekspres hari ini.

Selain itu untuk mitigasi bencana, Edi menyebutkan, saat ini sudah dibangun 4 shelter di sejumlah titik. Kemudian ada 70 bangunan berupa hotel, masjid, gedung perkantoran yang berpotensi dijadikan shelter. Bangunan-bangunan itu paling tidak bertingkat tiga. Hanya saja, seluruh shelter tersebut belum diuji dari segi kekokohannya terhadap gempa.

”Tahun depan, dengan anggaran mitigasi bencana yang insyaallah juga ditingkatkan, maka kami akan menguji ketahanan bangunan-bangunan yang bisa dijadikan shelter. Maka, untuk mengujinya kami akan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai universitas,” jelasnya.

Sejumlah warga yang merasakan dampak gempa 2009 lalu itu, mengaku sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk merehab rumahnya.

”Alhamdulillah saya sudah mendapatkan bantuan gempa senilai Rp10 juta tahun 2010. Uang itu saya gunakan merehab rumah saya yang rusak sedang,” ujar Azwirman (60), warga RT 01/ RW 13 Kelurahan Batipuhpanjang, Kecamatan Kototangah.

Senada Zulkifli (50), warga RT 01/RW 01 Kelurahan Lubukbuaya, Kecamatan Kototangah.

”Kebetulan rumah saya rusak berat waktu gempa 2009 lalu. Walaupun bantuan yang saya dapatkan hanya Rp15 juta, tapi saya berpikir positif saja karena mungkin dana dari pemerintah sangat terbatas. Sementara banyak warga lain juga merasakan apa yang saya alami.” (tmn)

Related posts

Leave a Comment