Anak Sakit Keras di Malaysia, Maimunah Mohon Uluran Tangan

TOPMETRO.NEWS – Seorang ibu rumah tanggga bernama Maimunah (40) warga Jalan Melati Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia tengah butuh bantuan dari dermawan. Pasalnya, putra sulungnya bernama Muhammad Gunawan Syahputra alias Wawan (21) kini sedang sekarat di Malaysia karena penyakit paru-paru yang di deritanya.

Tidak hanya itu, yang membuat hati wanita ini semakin gundah gulana ialah soal pembiayaan. Sebab, anaknya berencana akan menjual ginjalnya untuk biaya perobatan tersebut.

Oleh sebab itu, saat ini, Maimunah tengah berharap pertolongan.

“Wawan berangkat ke Malaysia pada 2014 lalu untuk mencari peruntungan di negeri jiran dengan menggunakan paspor pelancong,” ujar Maimunah saat ditemui di kediamannya, Selasa, (24/12/2017).

Lebih lanjut dijelaskannya, di Malaysia, Wawan kemudian bekerja berpindah – pindah. Terakhir, ia berada di Selangor Malaysia dan bekerja di toko perabot. Kemudian jatuh sakit.

“Majikannya tidak mau bertanggungjawab dan malah memecat dan membiarkannya terkapar,” jelasnya.

Diungkapkan Maimunah, karena minimnya biaya, penyakit Wawan makin parah.

“Terakhir Sabtu siang dia menelepon, minta pulang enggak punya uang. Kondisinya udah makin parah, duduk sudah tidak bisa,” ungkapnya.

Setelah itu, kata dia, Wawan kemudian dibawa ke Kajang Hospital di Selangor dengan kondisi sekarat tanpa asuransi kesehatan.

“Sebenarnya, Wawan masih punya kerabat di Malaysia. Namun karena minimnya biaya, kerabat dari pihak ayahnya tersebut lepas tangan,” katanya menjelaskan.

Demikian juga halnya dengan Wawan. Ia juga tidak punya biaya untuk perobatan.

“Sekarang katanya ginjalnya mau dijual untuk biaya perobatan, sedih kali. Kami maunya dia pulang saja kemari, di sini ada BPJS nya,” sedihnya.

Selain itu, Maimunah menuturkan, dalam upaya memulangkan Wawan, ia pun memohon pada saudaranya di Malaysia untuk melaporkan Wawan ke Kedubes Indonesia di Malaysia. Namun, lagi – lagi kerabatnya tersebut tidak mau membantunya karena takut dengan status Wawan yang menjadi tenaga kerja ilegal di Malaysia.

“Karena bingung, Saya pernah mendatangi konsulat Malaysia. Orang konsulat bilang Konsulat hanya mengurusi orang Malaysia di Medan,” tuturnya.

Begitupun, hingga kini, Maimunah yang semakin kalut dan bingung terkait nasibnya hanya bisa berharap apa yang dialaminya bisa diberitakan agar orang yang bermurah hati mau membantunya. (TM/RIJAM)

Related posts

Leave a Comment