Remas Payudara Gadis SMP, Guru Karate di Dairi ‘Bayar’ Rp30 Juta

Remas Payudara Gadis SMP, Guru Karate di Dairi 'Bayar' Rp30 Juta

TOPMETRO.NEWS – Seorang guru karate berinisial AN warga Desa Bangun Kabupaten Dairi ketiban sial. Gara-gara tangan gatalnya meremas payudara seorang siswi SMP di daerah itu, dompetnya harus terkuras. Oknum guru honorer di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Parbuluan Dairi itu harus merogoh kocek Rp 30 juta sebagai uang perdamaian. Itupun kalau pria beristri ini tidak mau berurusan dengan polisi.

Diperoleh informasi, kasus itu terjadi di ruang belajar, Selasa (5/12/2017). Usai para siswa kelas VII meninggalkan ruangan, si Amoy (nama samaran-red) diminta tinggal di kelas. Entah pikiran apa yang merasuki AN, dia diduga meremas payudara Amoy. Kabarnya, sempat juga main cium. Perempuan berparas cantik itu disebut-sebut berdarah Tionghoa dimana ayahanda telah didaulat menjadi marga M.

Aksi itu tertengok siswa lain tanpa sengaja. Spontan saja saksi mata berteriak histeris. Singkat cerita, aib itu langsung menyebar.

Tidak terima atas perbuatan AN, M dikabarkan sempat mendatangi Mapolres Dairi di Jalan SM Raja Sidikalang guna membuat pengaduan. Namun, niat itu diurung menyusul masukan seorang polisi marga R. Lebih baik diselesaikan saja di kampung.

Upaya perdamaian pun terealisasi. AN berstatus honorer itu membenarkan, telah menandatangani surat perdamaian dengan M. Dia membayar Rp30 juta.

“Tongkin nai, kareta on pe dang di son be on (sebentar lagi perguruan karate ini tak di sini lagi),” kata suami dari bidan ini.

Dia terpaksa mengutang ke sanak famili buat menutupi kasus itu.

”Nunga mardame be. Nunga sae be sude. Nungnga sonang so haribo-riboan (sudah damai, sudah selesai semua, semuanya senang),” kata AN.

Ibu AN mengaku boru L mengungkapan, turut hadir pada perdamaian itu. Mereka ditekan. Kalau tidak mau, urusan akan panjang. Keluarga korban awalnya memasang angka Rp50 juta. Namun, boru S mengaku miskin itu tak mampu memenuhinya.

“Tung so huboto do setan sian dia ro tu ianangkonhon. Saik burju na saleleng on. Somal do mamboan parkarate tu luar kota. Alai boasa ma ingkon songon on (Aku pun gak tahu setan apa yang merasuki anakku ini. Sejauh ini dia orang baik. Dia juga sering membawa atlet karate ke luar kota, tapi mengapa sampai begini?” kata boru L.

Terpisah, Malau tinggal di seberang kediaman M membenarkan, perdamaian sudah direalisasi. Hal itu dituangkan dalam surat. Intinya, AN berjanji tidak akan mengulangi perbuatan. Kalau cabul itu, memang diakuinya.

Dang na mardando. Alai ganti ni unte pangir na tolu puluh juta dipasahat nasida tu orang tua korban (bukan memeras tapi sebagai pengganti upa-upa duit Rp 30 juta yang diterima orang tua korban)” kata Malau. (tmn)

Related posts

Leave a Comment