Di Pilpres 2019, Ada Capres Bisa Kalahkan Jokowi dan Prabowo

topmetro.com – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, menyatakan dirinya memprediksi akan ada calon presiden baru di Pilpres 2019 yang fresh (segar-red) dan akan memenangkan pertarungan itu. Fahri yakin calon presiden ini akan bisa mengalahkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

“Saya percaya di 2019 ada calon baru yang fresh dan dia menang. Lihat saja nanti. Saya percaya bahwa 2019 itu presidennya fresh,” kata Fahri Hamzah, kemarin, di Jakarta, sebagaimana disiarkan beritasatu.com.

Fahri tak mau menyebut yang dimaksudnya itu. Hanya dia menyebutkan bahwa sang calon datang dari kelompok baru yang fresh dan punya tenaga untuk memperbaiki Indonesia dan bisa menang.

“Jadi pemenangnya nanti bukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo?” tanya wartawan.

“Ya pokoknya saya bilangnya gitu saja kan. Pokoknya dia fresh. Kalau tidak, nanti Indonesia layu. Indonesia memerlukan gelora. Memerlukan tenaga, semangat. Kalau nggak, kita lemes ini,” jawab Fahri.

Kata Fahri, dirinya akan berada bersama gelombang yang baru itu, yang bertujuan menyelamatkan situasi Indonesia dari kebekuan. “Saya mau yang fresh,” imbuhnya.

JOKOWI SATU PERIODE

Sementara, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebutkan Joko Widodo (Jokowi) cukup menjadi Presiden RI dalam satu periode saja.

“Kalau saya, ini semuanya tergantung rakyat. Kita sudah bersyukur memiliki proses demokrasi yang sangat konstitusional, elektoral terbuka one man, one vote, one value. Jadi kalau seseorang mau maju capres atau cawapres sepanjang dia memenuhi kualifikasi untuk maju, memenuhi presidential threshold 20 persen ya, silakan saja,” ujar Taufik di Gedung DPR RI, beberapa hari lalu.

Taufik mengungkapkan, masalah siapa yang menang dan kalah nantinya tergantung dari pilihan masyarakat itu sendiri. Ia menilai, siapa pun tidak bisa menghakimi seseorang agar tidak boleh maju ke Pemilu, sepanjang orang tersebut mampu menggalang dukungan batas minimal konstetasi 20 persen.

“Ya sudah itu berarti secara konstitusional dia berhak mendapatkan tiket untuk maju. Masalah dipilih atau tidak itu tergantung masyarakat yang memilih,” katanya. (TM-RED)

Related posts

Leave a Comment