TOPMETRO.NEWS – Presiden Joko Widodo meluncurkan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Dalam kesempatan itu, Jokowi sempat menerima curahan hati para ibu penerima bantuan.
Kegiatan peluncuran BPNT melalui Program Keluarga Keluarga Sejahtera (KKS) itu dilakukan di GOR Popki, Jl Jambore Nomor 44, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2017). Hadir di ruangan itu sekitar 1.000 orang penerima bantuan yang didominasi oleh ibu-ibu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menjelaskan secara singkat mengenai program BPNT yang diluncurkan. Terutama soal nominal yang didapat penerima bantuan.
“Saya catat di sini yang menerima 1.879. Tahu ya? Kartu KKS ini isinya adalah uang Rp 1.890. 000, ini uang berupa PKH. Yang bantuan pangan isinya setiap bulan Rp 110.000, berarti satu tahun Rp 1.320.000. Yang itu diambil empat kali. Tidak bisa diambil semuanya. Saya titip, uang itu digunakan untuk yang betul-betul bermanfaat. PKH itu untuk gizi anak, pendidikan anak, jangan dikasih suami untuk beli rokok, untuk beli pulsa, tidak boleh. Begitu tahu dipakai untuk beli pulsa, beli rokok, dicabut. Setuju ya?” kata Jokowi seperti disiarkan detik, sesaat lalu.
Jokowi juga sempat menunjukkan beras yang akan disalurkan untuk bantuan itu. Jokowi mengklaim beras yang disalurkan saat ini kualitasnya baik dan terjamin.
“Kalau dulu kan mau tidak mau nerima aja (berasnya), ada yang berasnya hitam, ada yang cokelat, sekarang bisa milih. Perkilonya Rp 8.500 ada juga yang lain, ada gula juga, jangan beli banyak-banyak, nanti diabetes,” kata Jokowi.
Setelah itu, Jokowi memanggil tujuh orang ibu-ibu secara acak untuk naik ke atas panggung. Jokowi menantang ibu-ibu itu untuk menjawab pertanyaan darinya. Jika menjawab dengan benar, maka diberi hadiah sepeda.
Ibu pertama yang diberi pertanyaan oleh Jokowi bernama Sally. Namun, sebelum ditanya, Nuryana langsung mengatakan dirinya gemetaran berada di sebelah Presiden Jokowi.
“Gemetaran saya Pak, kayak mimpi. Saya tadi malam salat tahajud pengin ketemu Bapak,” kata Sally.
“Salat tahajud kok mau ketemu Presiden,” kata Jokowi yang disambut tawa seisi ruangan.
“Saya berdoa kemarin, Alhamdulillah doa diijabah bisa ketemu Bapak,” sambung Sally tersenyum.
Jokowi pun kemudian melanjutkan dengan memberikan pertanyaan kepada Sally. Jokowi memintta Sally menyebutkan tiga nama provinsi yang ada di Indonesia.
“Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,” Jawa Sally lancar.
“Coba tambahin yang ada di luar Jawa?” tanya Jokowi lagi.
“Sulawesi Selatan Pak,” jawab Sally.
“Pintar banget Bu Sally. Ini yang pegang PKG ini memang pintar-pintar. Ya sudah, sepedanya diambil. Dipilih saja Bu Sally sepedanya,” kata Jokowi.
Jokowi melanjutkan bertanya ke ibu-ibu kedua. Jokowi meminta ibu itu untuk menyebutkan dua nama menteri di Kabinet Kerja.
“Bu Puan Maharani, Ibu Khofifah,” kata ibu itu.
“Ya sudah betul, sepedanya diambil,” kata Jokowi.
Ibu ketiga bernama Nuryana. Sebelum ditanya Jokowi, Nuryana langsung meminta agar tidak diberi pertanyaan yang sulit.
“Jangan sulit-sulit Pak,” kata Nuryana.
“Ya suka-suka yang tanya dong,” kata Jokowi disambut tawa para hadirin.
“Bu Nur ini ngatur-ngatur Presiden,” tambah Jokowi yang membuat suasana di ruangan itu semakin ramai dengan tawa.
Jokowi pun kemudian meminta Nuryana menyebutkan lima nama makanan khas Indonesia. “Gado-gado, gudeg, soto, sayur asem, sayur sop, rendang. Sudah, katanya lima, Pak?” kata Nuryana.
“Aduh Ibu Nur ini. Ya sudah, sepedanya diambil,” balas Jokowi.
Ibu selanjutnya bernama Rita. Jokowi meminta Rita untuk menyebutkan nama pulau di Indonesia. “Negara kita memiliki 17 ribu pulau, sebutkan 1.000 saja, bisa? 100? 10 lah? Ya sudah lima? Masa sebut lima saja nggak bisa? Ya sudah tiga saja, lah,” kata Jokowi.
“Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,” jawab Rita.
Jokowi kemudian bertanya kepada Nurjanah. Ibu ini berasal dari Bogor. Jokowi meminta Nurjanah untuk menyebutkan Pancasila. Nurjanah menjawab tantangan Jokowi itu dengan lancar. Namun, setelah melafalkan Pancasila, Nurjanah tiba-tiba mencurahkan isi hatinya kepada Jokowi.
“Pak, saya punya uneg-uneg. Rumah saya longsor Pak, tergerus air Cisadane, baru malam Minggu kemarin Pak. Katanya disuruh pindah ke rusun, tapi anak saya sekolah jadi jauh. Suami saya juga kerja di Bogor. Saya mohon bantuannya Pak. Kalau malam dingin, anak saya masih kecil lima tahun punya sakit asma,” kata Nurjanah.
“Ya, sepedanya diambil dulu, alamatnya dicatat dulu,” kata Jokowi yang kemudian memanggil ajudannya untuk mencatat alamat Nurjanah.
“Nanti dilihat. Hari ini dilihat,” tambah Jokowi.
Sama dengan Nurjanah, ibu bernama Sumiati juga tak mau menyiakan kesempatan bertemu Jokowi. Dia mengeluhkan kondisi rumahnya yang tidak layak huni.
“Rumah saya rombeng Pak, mau roboh. Biar dibenerin, Pak,” kata Sumiati ke Jokowi.
“Terus?” kata Jokowi.
“Ya sudah, dibenerin, Pak,” jawab Sumiati yang membuat hadirin tertawa.
“Ya sudah, nanti alamatnya dicatat,” kata Jokowi.
Jokowi pun meminta Sumiati untuk menjawab pertanyaan darinya. “Sebutkan empat nama burung khas Indonesia?” kata Jokowi.
“Beo, Perkutut, burung Cikukur, burung Nuri. Jangan lebih Pak, susah mikirnya, belum sarapan. Tadi habis subuh langsung ke sini,” kata Sumiati.
“Alhamdulillah di sini tadi sudah dapat minum, snack, cuma belum nasi, Pak,” kata Sumiati lagi.
Terakhir, Jokowi bertanya ke Lena yang berasal dari Bekasi Timur. Sebelum bertanya, Jokowi menjelaskan singkat soal kondisi Indonesia.
“Perlu saya sampaikan, negara kita ini beragam suku, agama, bahasa daerah, ada 1.100 bahasa daerah Indonesia. Ada 710 lebih suku di Indonesia. Sekarang urusan suku, sebutkan 3 saja suku di Indonesia?” kata Jokowi.
“Batak, Sunda, Jawa,” jawab Lena lancar.
“Saya perlu ingatkan lagi, kita ini tidak seperti negara lain. Indonesia ini lebih 700 suku, tapi kita Alhamdulillah bisa hidup rukun, damai, saling beriringan dengan tetangga yang beda suku, saling toleransi. Inilah negara kita Indonesia yang memiliki Pancasila. Negara lain paling satu negara satu suku. Kita lebih 700 suku. Ada Sasak, Minang, Batak, Gayo, Madura, Dayak, Bugis,” jelas Jokowi.(dt)