topmetro.news – Harga emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat pada penutupan perdagangan, Kamis pagi WIB (29/11/2018). Hal itu disebabkan pelemahan dolar AS setelah komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyiratkan ruang kenaikan suku bunga ke depan lebih kecil.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember bertambah US$10,2 atau 0,84 persen. Atau menjadi US$1.223,6 per ounce.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang saingannya, turun 0,53 persen menjadi 96,75 pada pukul 18.30 GMT.
Kurs dolar AS memperpanjang pelemahannya terhadap mata uang utama lainnya di akhir perdagangan Rabu setelah pertnyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dia mengatakan, Rabu (28/11/2018), bahwa suku bunga bank sentral ‘masih sedikit di bawah’ netral. Hal ini menyiratkan bahwa ruang kenaikan di waktu mendatang lebih sedikit.
“Suku bunga masih rendah berdasarkan standar historis. Dan tetap sedikit di bawah perkiraan pada tingkat yang akan menjadi netral untuk ekonomi, yaitu tidak mempercepat atau memperlambat pertumbuhan,” kata Powell dalam pidato yang disampaikan di depan Klub Ekonomi New York.
Harga Emas Kontra Dolar
Para investor menyikapi bahwa pidato terbaru Powell sebagai tanda The Fed akan memperlambat laju pengetatan kebijakannya. Karena pernyataan itu secara luas dipandang sebagai dovish dari apa yang Powell katakan tentang suku bunga The Fed pada awal Oktober.
BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Berbalik Menguat
Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS. Yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik. Penyebabnya adalah, emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Ada pun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 24,1 sen. Atau 1,71 persen, menjadi US$ 14,325 per ounce. Platinum untuk penyerahan Januari 2019 turun US$ 9,00. Atau 1,08 persen, menjadi US$826,3 per ounce.
sumber: beritasatu.com
