Investor Pasar Modal Terima Proteksi Perlindungan Aset

investor pasar modal

Topmetro News – Investor Pasar Modal Indonesia (Indonesia Securities Investor Protection Fund) atau Indonesia-SIPF menyampaikan sedikitnya 1,022 juta investor telah menerima perlindungan dalam bentuk proteksi aset. Tahun ini, jumlah investor pasar modal itu dinyatakan meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Investor Pasar Modal Pertumbuhannya Bertambah

Ignatius Girendroheru, Direktur Utama Indonesia-SIPF di Jakarta, Jumat (28/12/2018) mengatakan sepanjang tahun 2018 jumlah investor yang dilindungi bertambah 259.709 sub rekening efek (SRE) atau tumbuh 34,1 persen menjadi 1.022.521 SRE di akhir tahun 2018.

“Pertumbuhan jumlah investor pasar modal tidak terlepas dari pemahaman publik tentang berinvestasi di pasar modal yang semakin baik,” katanya.

Minat Masyarakat Berinvestasi di Pasar Modal

Menurut dia, gencarnya sosialisasi, edukasi dan promosi seperti program literasi dan inklusi keuangan pasar modal, terlihat cukup berhasil menarik minat masyarakat untuk berinvestasi.

Sementara itu nilai aset investor di pasar modal yang dilindungi Indonesia-SIPF hingga akhir tahun 2018 tercatat Rp3.980,3 triliun, menurun sebesar 7,27 persen dari Rp4.292 triliun pada tahun 2017.

Menurut Ignatius hal itu sejalan dengan terjadinya penurunan kinerja di pasar saham dan obligasi selama tahun 2018. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada 2018 ini terkoreksi 2,54 persen menjadi 6.194,49 poin.

Di bagian lain, Widodo, Direktur Indonesia-SIPF menyampaikan nilai Dana Perlindungan Pemodal (DPP) yang dihimpun selama tahun 2018 sebesar Rp160,4 miliar atau tumbuh 15,23 persen dari Rp139,2 miliar tahun sebelumnya.

Baca Juga: RUPIAH MENGUAT TIPIS, KINERJA PASAR MODAL POSITIF

Indonesia-SIPF memberikan jaminan perlindungan terhadap aset investor dengan batas ganti rugi maksimal Rp100 juta per investor atau Rp 50 miliar per kustodian.

Seperti diberitakan Topmetro News sebelumnya, nilai tukar Rupiah menguat tipis lantaran pergerakan nilai tukar (kurs) yang ditransaksikan menguat tipis 6 poin menjadi Rp15.175 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.181 per Dolar AS.

Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan, mata uang Dolar AS cenderung melemah terhadap sejumlah mata uang dunia didorong ekspektasi investor yang mulai positif terhadap kinerja pasar modal negara-negara berkembang.

“Kenaikan pasar modal di sejumlah negara berkembang berdampak positif terhadap Rupiah, sentimen itu berdampak pada masuknya capital inflow ke pasar saham dan obligasi Indonesia,” katanya, baru-baru ini.

sumber: antaranews

Related posts

Leave a Comment