Viral..!!! Berbondong-bondong Tinggalkan Kampung Halaman, Katanya Kiamat Sudah Dekat

kiamat sudah dekat

Topmetro.News – Dianggap kiamat sudah dekat, puluhan warga persisnya di Desa Watubonang, Badegan, Ponorogo, Jawa Timur berbondong-bondong meninggalkan kampung halamannya. Ya, mereka ramai-ramai hijrah ke Malang lantaran percaya kiamat sudah dekat.

Kiamat Sudah Dekat, Rumah Dijual Murah

Sebagaimana disiarkan pojoksatu, sebagian warga kini telah menjual tanah dan rumah dengan harga murah. Harganya cuma berkisar Rp 10-20 juta. Kabarnya, sudah ada 52 kepala keluarga (KK) telah meninggalkan Ponorogo dan pindah ke Malang.

Isu kiamat sudah dekat dan perpindahan warga Ponorogo ke Malang menjadi perbincangan hangat di medsos.

Kabarnya, kiamat bakal pertama kali terjadi di desa Watubinga, sehingga penduduknya hijrah ke Malang.

Grup medianya Radar Ponorogo memastikan kebenaran informasi itu ke Desa Watubonang, Badegan, Ponorogo.

Seorang warga Desa Watubonang, Katiyem mengaku anaknya telah ditinggalkan suaminya yang hijrah ke Malang bersama puluhan warga lain.

Menantunya itu pergi meninggalkan rumah Senin (4/3/2019) lalu sekitar pukul 22.00 WIB.

Putri Katiyem hanya ditinggali pesan bahwa suaminya pergi ke Malang.

Baru Menikah Sudah Tinggalkan Istri

Menyusul rombongan lain yang sudah berangkat terlebih dulu.

“Heran juga, baru saja nikah sama anak saya,” kata Katiyem, seperti dikutip Topmetro.News dari Radar Malang, Selasa (12/3/2019).

Sebenarnya Katiyem turut bersedih. Pasalnya umur pernikahan anaknya baru 8 bulan. Terlebih belum dikaruniai buah hati.

Sialnya, si menantu malah berangkat saat hujan lebat dan hanya membawa pakaian.

“Gak bawa apa-apa, cuma bawa pakaian dan mungkin sejumlah uang. Anak saya sudah berusaha mencegah.”

Belum Sempat Jual Harta

Beruntung, si menantu tidak menjual harta sebelum pergi, seperti yang dilakukan warga lainnya yang sudah pergi ke Malang.

Tiga keluarga lain yang telah berangkat sebulan lalu, dikabarkan telah menjual tanah dan rumah beserta isinya.

Hasil penjualan kabarnya digunakan untuk bekal menuntut ilmu di Malang.

“Sudah 16 KK (kepala keluarga) yang pergi ke Malang sejak bulan lalu. Berangkatnya tidak bersamaan. Kebanyakan membawa keluarga. Gak pamit juga,” kata Sogi (40), Kamitua Krajan.

Kaur Pemdes setempat itu menyayangkan kepergian sebagian warganya dengan alasan yang masih misterius sampai kini.

Sogi membeberkan sedikitnya 52 warga telah hijrah. Rinciannya, 23 perempuan dan 29 laki-laki. Secara administrasi, mereka masih menjadi penduduk setempat.

“KTP-nya masih tetap warga sini. Karena tidak mengurus surat pindah,” terangnya.

Terkait Ilmu Agama

Ditanya masalah yang melatarbelakangi, Sogi memastikan tidak ada masalah dengan tetangga. Dia justru menyebut mayoritas warga yang hijrah secara sosial berperilaku baik. Dengan pengetahuan ilmu agama mumpuni.

“Gak ada masalah. Mereka baik sama tetangga, begitu juga sebaliknya. Hanya, kami menyayangkan pergi tanpa pamit,” gerutunya.

Info yang diketahui Sogi, kepergian puluhan warganya hendak menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren di Malang.

Entah kapan akan kembali lagi. Pihak desa juga tidak diberi penjelasan.

“Yang jual rumah kami tanya jawabnya seperti itu. Nanti kalau balik ke sini terus tinggalnya gimana, kami juga tidak tahu. Yang jelas, mereka tak mengurus surat pindah.”

baca juga: KIAMAT SEDANG TERJADI, PERUBAHAN IKLIM DUNIA MENGKHAWATIRKAN

Seperti diberitakan Topmetro.News sebelumnya, sebuah survei mengenai dampak perubahan iklim menunjukkan hampir 80 persen orang di seluruh dunia khawatir akan dampak pemanasan global, dan mereka mengatakan semua negara harus memainkan peranan untuk menghentikannya.

Jajak pendapat itu dilakukan di 79 negara oleh sebuah kelompok bernama Pandangan Dunia Terhadap Iklim dan Energi.

Sepuluh ribu orang bertemu secara simultan, untuk memperdebatkan dampak perubahan iklim dan mengisi survei tersebut. Para penyelenggara mengatakan itu adalah pertemuan warga dunia terbesar mengenai isu itu.

Reporter: JEREMI TARAN

Related posts

Leave a Comment