Penyandang Dana Bomber Sibolga Ditangkap, Anak Pelaku Masih Dicari

bom sibolga

topmetro.news – Polisi mengatakan sejauh ini pihaknya hanya berhasil menemukan jasad Solimah, istri Husain alias Abu Hamzah (30), dan seorang anaknya yang diperkirakan berusia 2-3 tahun.

Solimah memilih bunuh diri saat diminta menyerahkan oleh polisi yang mengepung rumahnya di Jalan Cenderawasih, Sibolga Rabu (13/3/2019). Tubuh Solimah dan anaknya tercerai berai dan terpental puluhan meter dari rumahnya.

“Hari ini Tim DVI masih terus mengidentifikasi, mohon maaf, serpihan tubuh sudah dievakuasi dari TKP (tempat kejadian perkara). Saudara AH memiliki empat orang anak. Cuma dari TKP yang berhasil dievakuasi hanya satu potongan tubuh seorang anak kecil yang berusia 2-3 tahun,” kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri di Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Ada pun tiga anak lainnya saat ini sedang dalam pencarian polisi. Ketiganya atas nama H berusia 18 tahun, kemudian A berusia 16 tahun, dan S berusia 11 tahun.

“Yang sudah di temukan (jasadnya) itu insialnya H usianya 2-3 tahun (dan Soimah). Pascakejadian bom Surabaya (Mei tahun lalu) kelompok ini ada fenomena yang baru di Indonesia dimana sudah mulai melibatkan, mohon maaf, perempuan,” imbuh Dedi Prasetyo.

Tangkap Penyandang Dana Bomber

Ditambahkan, Densus 88 sudah berhasil menangkap dua orang jaringan Husain alias Abu Hamzah (30). Dua orang itu termasuk yang membiayai bomber Sibolga dalam merakit bom.

“AK alias Ameng alias AH telah ditangkap. Perannya pada kelompok Sibolga menyumbang atau sebagai penyandang dana untuk membeli berbagai kebutuhan untuk merakit bom sebesar Rp 15 juta,” kata Brigjen Dedi Prasetyo.

Pada tersangka juga dilakukan penyitaan antara lain satu buah bom rompi yang berisi 10 buah pipa bom elbow dan satu kardus berisi bahan peledak yang msh diperiksa di laboratorium forensik.

Juga ditangkap tersangka atas nama P atau Ogel. Dia juga aktif dalam merencakan amaliyah yang akan dilakukan oleh AH dan dua temannya.
Dia juga menyimpan bahan peledak yang akan digunakan oleh AH.

“Barang bukti, misalnya terkumpul semuanya, termasuk dari dua orang tersangka itu maka kurang lebih sekitar 300 kg bahan peledak. Ini cukup besar. Tim masih terus mengembangkan kasus ini. Tidak berhenti di sini. Akan dilakukan penegakan hukum lain pada kelompok ini,” sambungnya.

Tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain karena jumlah bahan bakunya cukup banyak yang tentunya butuh anggaran yang cukup besar, untuk membeli bahan baku itu.

Intinya kelompok ini akan melakukan teror secara lonewolf. Artinya tidak ada serangan kelompok tapi serangan person to person. Satu orang tapi bisa memberikan efek. Misalnya menyerang Polda dengan bom bunuh diri maka targetnya bisa menimbulkan kerusakan dan korban aparat keamanan yang cukup banyak.

sumber | beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment