topmetro.news – Peneliti Indo Barometer Asep Saepudin menegaskan, bahwa survei dan hitung cepat tidak bisa dibuat sesuka hati. Menurut dia, semua proses survei dan hitung cepat, harus dilakukan sesuai metode ilmiah yang ada.
Hal itu disampaikannya, menanggapi sikap Capres 02 Prabowo Subianto yang memilih tidak percaya dengan hasil hitung cepat atau quick count lembaga survei pada Pilpres 2019.
Sebagai peneliti lembaga survei, Asep mengatakan pihaknya (Indo Barometer-red) telah melakukan proses hitung cepat sesuai kaidah-kaidah yang ada dalam survei. “Kami melakukannya dengan penerapan kajian keilmuan sehingga menghasilkan data di lapangan,” ujar Asep, kemarin.
Salah satu contoh adalah soal penentuan jumlah sampel dalam quick count. Menurut Asep, Indo Barometer menetapkan 1.200 TPS sebagai sampel, adalah berdasarkan perhitungan statistik.
“Indo Barometer tidak sembarangan dalam menentukan jumlah sampel dalam hitung cepat ini. Sebanyak 1.200 tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi sampel ditentukan berdasarkan perhitungan statistik,” jelasnya.
BACA | Jokowi-Ma’ruf Bahas Pengawalan Suara dengan Ketum Parpol
Akurasi Hitung Cepat
Masih kata dia, Indo Barometer yakin jumpah sampel dan sebarannya di 34 provinsi mampu merepresentasikan suara populasi. “Itu semua berdasarkan kajian statistik, ada teorinya. Tidak sembarangan dengan cara suka-suka, harus ada pertanggungjawaban keilmuwan,” kata dia.
Asep yakin, lembaga survei lain juga melakukan quick count dengan metode yang bisa dipertanggungjawabkan. Meski demikian, dia membebaskan pihak manapun jika memilih tidak percaya dengan lembaga survei.
Meski demikian, Asep tetap mengajak masyarakat untuk ikut menunggu hasil penghitungan manual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hanya saja dia yakin, bahwa biasanya, quick count cepat tidak jauh berbeda dengan hasil akhir KPU.
“Karena quick count itu sama dengan KPU, yang diambil data pasti, data hasil perhitungannya. Kalau bicara data pasti artinya perbandingan antara perhitungan di sampling dengan di populasi. Asal metodenya dengan cara yang benar, saya kira mestinya sama (dengan hasil akhir KPU),” kata Asep.
Sebagaimana diketahui, hasil quick count sepuluh lembaga survei menunjukkan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan selisih sekitar 10 persen. Hasil hitung cepat Litbang Kompas, misalnya. Dengan sampel masuk 97 persen, Jokowi-Ma’ruf unggul dengan 54,52 persen. Ada pun Prabowo-Sandi 45,48 persen.
sumber | kompas.com
