PAN dan Demokrat Berpeluang Gabung Kubu Jokowi

kubu pemenang

topmetro.news – Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus melakukan proses penghitungan suara Pemilu Serentak 2019. Hasilnya, Pasangan Jokowi-Ma’ruf masih jadi kubu pemenang dengan selisih lebih dari 9 juta suara dengan suara masuk lebih dari 50 persen.

Hasil penghitungan suara yang dilakukan KPU sudah dianggap cukup menggambarkan pasangan mana yang akan diputuskan memenangkan Pemilu 2019. Kondisi ini membuat sejumlah parpol pendukung Prabowo-Sandiaga berpikir ulang untuk merapat ke kubu pemenang.

Saat ini, sedikitnya ada dua parpol pengusung Paslon 02 Prabowo-Sandiaga yang berpotensi bergabung dan mendukung Pemerintahan Joko Widodo. Dua partai tersebut adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.

“PAN dan Partai Demokrat adalah dua partai pendukung Prabowo yang berpotensi mendukung Jokowi,” kata Peneliti LIPI, Aisah Putri Budiatri, dalam diskusi ‘No People No Power: Silaturahmi Politik Pasca-Pemilu’, Senin (29/4/2019) di Jakarta.

Menurutnya, di antara kedua parpol yang berpotensi ikut bergabung dengan Jokowi, juga hanya PAN yang paling berpeluang kuat. Untuk Partai Demokrat, walaupun berpeluang, namun masih lebih sulit karena punya sejarah yang tidak mendukung.

BACA | Real Count di Bengkulu 100 Persen, Quick Count tak Meleset

Kekuatan Kubu Pemenang

PAN sendiri telah memberi isyarat bahwa konflik politik akibat pilpres telah usai pascapencoblosan 17 April lalu. Manuver PAN yang paling menonjol adalah bertemunya Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Jokowi di Istana.

Aisah Putri Budiatri menilai, Zulkifli sendiri sangat paham konsekuensi dari pertemuan tersebut. Namun, dari penilaiannya, justru Zulkifli seolah nampak ingin melihat respon dari kedua kubu.

“Zulkifli sangat sadar konsekuensi pertemuan itu. Pertama, ‘testing the water’ Kubu Prabowo-Sandiaga. Kedua, ‘testing the water’ dari kubu pendukung Jokowi sendiri,” ucapnya.

Menurutnya, jika PAN dan Demokrat bisa bergabung dengan Pemerintahan Jokowi, maka akan sangat menguntungkan bagi kedua parpol tersebut. Mengingat, kontrak politik hanya akan berlaku selama lima tahun ke depan.

“Zulkifli sadar bahwa jika bergabung dengan koalisi pemerintahan akan sangat menguntungkan. Karena koalisi akan mengikat selama 5 tahun. Tahun 2024 peta politik akan berubah total jika Jokowi menang di 2019. Karena tidak mungkin kembali maju di 2024,” ungkapnya.

Waketum PAN Bara Hasibuan, menjelaskan, komitmen dukungan PAN terhadap pasangan Prabowo-Sandi memang hanya sampai pada Pilpres. Selepas Pilpres, PAN pun bebas menentukan langkah politik selanjutnya. Termasuk kemungkinan gabung ke kubu pemenang.

“Komitmen kami hanya pada Pilpres. Kami dari PAN bebas menentukan langkah berikutnya bagi partai. Kontribusi apa yang bisa kita lakukan bagi bangsa. Segala kemungkinan masih bisa saja terjadi,” kata Bara.

sumber | beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment