Azhar Harahap: 2023, Sumut Jadi Lumbung Ternak Nasional

lumbung ternak nasional

topmetro.news – Tahun 2023, Provinsi Sumut diproyeksikan menjadi lumbung ternak nasional, khususnya untuk ternak domba dan kambing. Demikian dikatakan Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap kepada wartawan di Medan, Selasa (8/10/2019).

Ia menyebutkan, proyeksi menjadi lumbung ternak nasional tersebut sesuai dengan visi dan misi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wagubsu Musa Rajekshah untuk meningkatkan produksi peternakan serta penyediaan pangan yang cukup dengan harga terjangkau.

Desa Ternak

“Untuk menuju ke sana, kita sudah merancang beberapa program dan strategi. Beberapa di antaranya dengan melakukan kerja sama dengan masyarakat peternak. Kemudian membangun pakan ternak mini di kabupaten/kota, mengembangkan populasi dengan cara inseminasi domba dan kambing. Hingga sampai melahirkan adanya desa ternak, sesuai visi Pak Gubernur membangun desa menata kota,” ucapnya.

Di desa ternak tersebut, pihaknya akan memberi pembibitan hingga penyuluhan kepada peternak-peternak di desa. Ia menyebutkan pada 2019 ini, populasi untuk ternak kambing telah mencapai 888.565 ekor. Sementara untuk ternak domba 707.655 ekor. Sedangkan untuk sapi 1.094.610 ekor, kerbau 97.332, ayam ras pedaging 65.658.976, dan itik 2.909.469 ekor.

Di tahun 2023, populasi ternak ditargetkan sudah mencapai kambing 944.895 ekor, domba 741.074, sapi 1.735.468, kerbau 103.502, ayam ras pedaging 120.036.742, dan itik 2.931.059 ekor.

Untuk mencapai itu semua, tahun depan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut akan melakukan beberapa langkah strategis. Yakni, pembangunan balai/instansi ternak sebagai sumber bibit ternak ruminansia. “Di sini nantinya akan tersedia balai bibit untuk 150 ekor ternak sapi dan domba,” ucapnya yang saat itu turut didampingi Rajab Nasution (Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan), Erik Dufant (Kepala UPT P3T), A Syafri Nasution (Kabid Ketersediaan dan Distribusi), drh Yusranaria Panjaitan (Kepala UPT Inseminasi Buatan), drh Muhamin Damanik (Kepala UPT Kesmavet), Mulkan Harahap (Kabid Kesehatan Hewan), serta Puty S (Kasubbag Program).

Selanjutnya kata Azhar, selain pembangunan balai ternak, juga dilakukan, integrasi ternak dengan kebun. Hal ini agar peternak dapat memanfaatkan kebunnya. “Kita nanti akan membuat Peraturan Gubernur (Pergub)-nya. Sehingga memudahkan peternak sehingga ternak kita surplus,” ucapnya.

Penyakit Hewan

Hal lainnya yakni pengamanan penyakit hewan menular strategis (PHMS), terutama bebas rabies, jembrana dan brucellosis. “Untuk yang ini kita akan memperketat seleksi hewan yang masuk dan keluar dari Sumut. Ada enam titik yang kita sediakan laboratorium untuk memeriksa hewan yang sakit ini. Salah satu titiknya di pintu masuk yang ada di Besitang,” ucapnya.

Langkah selanjutnya adalah peningkatan kualitas bibit ternak melalui inseminasi buatan, penambahan pejantan unggul dan embrio transfer. Kemudian membangun pabrik pakan mini. Meningkatkan pemantauan ketersediaan dan distribusi pangan yang cukup dan terjangkau. Selanjutnya, penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.

“Di sini nanti kita akan melakukan registrasi terhadap kilang-kilang padi yang ada di Sumut. Hal ini terkait kandungan pestisida yang ada di dalamnya. Ada batasan yang bisa dikatakan beras itu premium dan medium. Jadi nanti kita lihat kandungannya,” ujarnya seraya menyebutkan pengawasan ternak dengan optimalisasi pos ‘check point’ dan pengendalian pemotongan betina produktif juga akan dilakukan.

“Dan satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa berdasarkan Permentan Nomor 5 Tahun 2019 ada komitmen yang harus dilakukan perusahaan untuk kemitraan. Ada lima persen dari budidaya perusahaan itu dikeluarkan untuk budidaya masyarakat peternak sekitar. Ini sebelum-sebelumnya tidak pernah dikeluarkan. Dan saya coba gunakan ini,” ucapnya.

reporter | Erris JN

Related posts

Leave a Comment