Akibat Banjir, Jalan Singkil Rimo Jalur Belakang Putus Total

sarana dan prasarana umum

topmetro.news – Air banjir mulai menggenangi beberapa wilayah di Aceh Singkil dan melumpuhkan sarana dan prasarana umum. Rumah warga serta ratusan hektar kebun warga di pemukiman Pemuka Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, terendam banjir, Jumat (25/10/2019).

Sedikitnya ada enam titik jalan yang sudah terputus. Baik di jalan desa maupun jalan lintas belakang Singkil Rimo. Bahkan ada sekitar 800 meter badan jalan tersebut sudah digenangi air banjir. Dengan kedalaman bervariasi mulai 40 cm sampai 2 meter.

Hal ini disebabkan intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Mengakibatkan sungai-sungai di Aceh Singkil tidak dapat menampung debit air, sehingga menyebar ke pemukiman warga.

Seorang pengendara nekat melewati air banjir demi mencari sesuap nasi | topmetro.news

Banjir Meninggi

Dari pantauan reporter topmetro.news di lokasi, air banjir semakin meninggi. Bahkan ada beberapa rumah warga sudah tergenang. Dan melihat dari cuaca yang masih tak bersahabat, diperkirakan debit air sungai akan terus naik dalam seminggu ke depan.

Julkarlin (35), warga Desa Ujung Bawang mengatakan, bahwa kondisi air saat ini kian meninggi. Apalagi gestur tanah di pemukiman itu yang cukup rendah karena gempa pada tahun 2005 yang lalu.

“Saat ini halaman rumah kami sudah digenangi air mulai dari Rabu kemarin. Dan saat ini, karena hujan yang terus-menerus turun, besar kemukinan rumah kami akan terendam banjir,” kata Julkarlin.

“Hal ini terus-terusan kami rasakan setiap tahunnya, tanpa ada program antisifasi dari pemeritah,” sambungnya.

“Apabila memasuki Bulan Oktober sampai Desember, biasa air banjir akan menenggelamkan rumah-rumah warga disini, dengan ketinggian sampai 1,5 meter di dalam rumah,” masih terang Julkarlin.

Dia pun berharap, pemerintah memiliki solusi dalam mengantisipasi bencana banjir ini. “Setiap banjir, semua aktivitas warga jadi terhenti. Berdampak pada minusnya penghasilan para warga. Selain mencari nafkah, hewan ternak kami banyak yang mati. Belum lagi kebun yang menjadi mata pencarian utama para masyarakat disini juga menjadi gagal panen,” keluhnya.

reporter | Rusid Hidayat Berutu

Related posts

Leave a Comment