topmetro.news – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menegaskan, pembalak hutan secara liar harus ditutup karena mengakibatkan bencana besar bagi masyarakat.
Penegasan ini diungkapkan Gubsu Edy Rahmayadi, Senin (6/1), menjawab wartawan terkait penebangan hutan di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mengakibatkan banjir bandang.
Diungkapkan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bahwa, Rabu-Kamis (8-9/1), dia akan turun ke lokasi banjir untuk melihat potongan kayu yang terbawa dalam banjir bandang di Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Apakah itu diakibatkan pembalak liar atau tidak.
“Artinya, kalau pelaku illegal loging benar melalukannya maka pembalak ini harus ditangkap dan ditutup. Namun, kalau memang ada izin penebang hutan maka akan dicari solusi bagi pengusaha tersebut,” ujar Edy.
BACA JUGA | Banjir Bandang Labura Gegara Illegal Logging, 3 Desa Hancur Porak-poranda, 1 Keluarga Masih Hilang
Potongan Kayu
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun sudah turun menyelidiki penyebab potongan kayu yang terbawa dalam banjir bandang. “Banyak potongan-potongan kayu, berarti ada sesuatu. Tapi kita buktikan, ada sesuatu di atas, nanti kita cek,” kata Edy.
Terkait relokasi bagi warga yang terkena dampak banjir, Pemprov Sumatera Utara berencana mencari tempat dan langsung meninjaunya baru bisa diputuskan. “Harus dicek di mana (lokasi relokasi), tanahnya siapa,” kata Edy.
Lanjut Edy, daerah yang terdampak banjir bandang sudah melewati masa darurat.
Edy mengaku selama ini banyak kesibukannya. “Dan rencana lusa untuk melihat langsung daerah yang terdampak banjir bandang di Labuhanbatu Utara akan segera terwujud,” ujarnya.
Banjir bandang yang menerjang Desa Hatapang dan Desa Pematang di Kecamatan Na IX-X, Labuhanbatu Utara pada Minggu (29/12/2019) itu meluluhlantakan 19 rumah rusak, satu jembatan putus, dan sejumlah lahan pertanian rusak akibat musibah ini.
Dengan turunnya Gubsu Edy Rahmayadi ke lokasi bencana diharapkan pelaku illegal logging bisa ditangkap.
reporter | Erris JN
