Edy Rahmayadi: Soal Wabah Flu Babi Beri Saya Waktu 1 Bulan

flu babi Afrika

topmetro.news – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi belum bisa menuntaskan wabah African Swine dan Fever (ASF) atau flu babi Afrika yang menyerang ribuan hewan ternak babi. Sebab, saat ini pihaknya tengah memikirkan bagaimana biaya ganti rugi kepada masyarakat atau perusahaan, jika nantinya seluruh babi harus dimusnahkan.

Edy Rahmayadi mengaku belum mau menyatakan bahwa virus ini sudah masuk kategori bencana. Karena sifatnya menyebar hingga hampir ke seluruh kabupaten/kota di Sumut.

“Ada dilema di situ. Kalau saya iyakan ini bilang bencana, semua babi ini harus dimusnahkan. Kasih saya waktu satu bulan,” kata Edy Rahmayadi usai melaksanakan salat di Masjid Agung, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Senin (6/1/2019) sore.

Jumlah Babi Mati

Lanjut Edy, saat ini jumlah keseluruhan babi mati terserang virus ini mencapai 42 ribu lebih. Menurutnya, Pemerintah Sumut belum mampu menerapkan sistem seperti di Negara China. Di mana, memusnahkan seluruh hewan ternak ini, agar virus tidak tersebar luas.

“China butuh 20 tahun berikutnya tidak boleh memelihara babi sampai dinyatakan tempat steril. Mampukan itu dilakukan? Saya masih mencari peluang lain,” kata dia.

Saat ini, kata dia tim antisipasi penyebaran virus sudah diperketat. Di mana, posko-posko terus mengawasi keluar masuknya kendaraan yang membawa hewan ternak ini. Tim ini akan bekerja untuk mengawasi babi-babi agar tidak keluar dan masuk begitu saja di Sumut. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus hingga keluar daerah.

“Yang kita antisipasi masuknya babi dari luar ke dalam dan sebaliknya, supaya tidak menular ketempat lain,” ucapnya.

Sama seperti keterangan sebelumnya, Edy Rahmayadi mengatakan, posko juga akan memantau peternak agar tidak membuang babi sembarangan. Nantinya, tim akan melakukan penguburan bangkai ini dengan menggunakan alat berat.

“Memperketat pos-pos yang ada babi-babi yang mati ini nantinya dikubur. Nanti masyarakat tidak membuang ke tempat lain,” ujarnya.

Kementerian Pertanian sebelumnya telah menyatakan 16 kabupaten/kota di Sumut sudah terjangkit wabah ASF. Untuk mengatasi wabah virus flu babi Afrika menyebar luas, Edy mengatakan seluruh babi harus dimusnahkan secara masal.

“Iya memang terjangkit ASF, selayaknya itu dimusnakan,” ucapnya.

Anggaran Ganti Rugi

Sementara Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Azhar Harahap mengatakan, pemerintah tidak memiliki anggaran untuk membiayai ganti rugi babi milik peternak ataupun perusahaan, jikalau penanganannya dilakukan dengan cara memusnahkan seluruhnya. Sebab, saat ini masih ada ribuan ekor babi hidup milik masyarakat dan perusahaan. Apabila, per ekor babinya dihargai Rp2 juta, pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang besar untuk dapat mengganti ruginya.

“Kalau di Sumut tidak ada menganggarkan dana untuk antisipasi penanganan masalah ini,” ucapnya.

Kementerian Pertanian sudah menganggarkan Rp5 miliar untuk membantu Pemerintah Sumut mengantisipasi penyebaran virus ini. Namun Azhar mengatakan, tidak akan menyentuh anggaran yang dikucurkan dari pusat untuk menangani kasus ini. “Anggaran Rp5 miliar itu pusat yang menggunakannya. Tidak kita sentuh itu uangnya,” ujarnya.

Pihaknya seakan tidak mampu untuk memusnahkan seluruh hewan ternak ini, karena tidak memiliki anggaran. Seakan lepas tangan, berulangkali dirinya mengatakan akan melakukan rapat terlebih dahulu dengan DPRD Sumut untuk dapat mengatasi masalah ini. “Besok kita rapat dulu untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya.

Kemudian, dirinya juga memprogramkan aturan bagi perusahaan peternak babi. Di mana, nantinya setiap perusahaan tidak boleh over kapasitas atau kelebihan jumlah. Akan tetapi, dirinya tidak menyebut berapa jumlah setiap perusahaan memelihara babi. “Besok kita akan adakan rapat untuk membahas bagaimana penanganan babi miliki perusahaan. Karena populasi yang ada di perusahaan sudah cukup tinggi,” ujarnya

reporter | Erris JN

Related posts

Leave a Comment