Nama FDT 2020 tak Berubah, Gubsu: Perubahan Nama Masih Dicari

perubahan nama FDT

topmetro.news – Munculnya pro-kontra soal perubahan nama FDT (Festival Danau Toba) 2020 menuai kritik dari berbagai kalangan di Medan, Senin (13/1/2020). Pernyataan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang bertolak belakang dengan Kadis Pariwisata Sumut dr Ria menimbulkan pro-kontra.

Di satu sisi katanya nama Festival Danau Toba (FDT) tak akan berubah. Sementata pernyataan Edy Rahmayadi yang mengatakan akan meniadakan nama Festival Danu Toba (FDT) karena dianggap tidak bermanfaat malah mendapat protes dari berbagai pihak. Mulai dari kepala daerah, pegiat, pemerhati maupun masyarakat di Kawasan Danau Toba.

dr Ria Telambanua menegaskan kalau nama FDT 2020 tidak akan berubah, baik dari segi anggaran maupun kegiatan yang dimunculkan. Soal pernyataan Gubsu Edy Rahmayadi yang mencontohkan berbagai kegiatan soal lari dan lainnya, pihak Dinas Pariwisata Sumut tetap mendukung.

Lanjut Ria, even-even yang digelar di FDT 2020 pada Bulan Juni mendatang juga akan disinkronkan dengan berbagai pihak. Termasuk OPD -OPD di jajaran Pemprovsu. Bahkan tidak itu saja, kata Ria, pihaknya juga akan berkoordinasi soal anggaran dengan OPD Pemprovsu untuk mensukseskan acara FDT.

Diakui Ria, saat ini pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Komisi B dan E DPRD Sumut soal perubahan penyelenggaraan. Yang mana tadinya FDT dikelola Kementerian Pariwisata dan diminta dikembalikan lagi ke Pemprov Sumut, dalam hal ini instansi dinas pariwisata.

Diakui Ria anggaran kegiatan FDT sebelumnya Rp2,6 miliar, dirasakan sangat minim. Akan tetapi untuk ke depan ini pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan berbagai pihak

Soal pernyataan Gubsu tentang mengubah nama FDT, sampai saat ini Ria Telambanua belum mengetahuinya. Hanya disarankan kepada mereka untuk mencari perubahan nama yang sangat tepat.

“Kalau menurut saya nama FDT tak usah diubah lagi. Hanya saja kegiatannya lebih berskala internasional untuk mendatangkan turis mancanegara,” tukas Ria kepada wartawan yang dihubungi lewat telepon selular, Senin (13/1/2020).

Pro-Kontra Pernyataan Gubernur

Pernyataan Gubernur Edy yang membantah dia menyebutkan hanya nama dan bentuk FDT saja yang diubah, pun menuai kritik dan menjadi simpang siur. Sementara menurut Edy, kegiatan-kegiatan lainnya yang menggairahkan pariwisata Danau Toba, tetap dilaksanakan.

Bahkan kegiatan-kegiatan diperbanyak, begitu juga dengan kualitasnya. Sehingga semakin banyak orang datang ke Danau Toba. Hal itu dikatakan Gubernur Edy menjawab wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Senin (13/1/2020).

“Begini, Danau Toba ini perlu kegiatan yang bisa membuat wisatawan itu datang. Dari pusat meminta itu sampai satu juta datang ke sana. Saat ini kita belum bisa capai segitu, separuhnya pun tidak,” kata Gubernur Edy.

Untuk itu, gubernur mengajak bagaimana membuat kegiatan di Danau Toba supaya tidak monoton seperti sekatang. “Danau Toba itu dibikin Pesta Danau Toba, tarian-tarian di situ atau apa satu hari dua hari. Habis itu pulang, bubar lagi. Untuk itu mari kita bikin kreatifitas di situ,” ujarnya.

Dia mencontohkannya dengan adanya kegiatan yang menceritakan adat istiadat Orang Batak, mulai dari dia lahir diulosi sampai meninggal nanti diulosi. “Mungkin diceritakan bagaimana menceritakan ini. Itu satu,” sebut Edy.

Kedua, kegiatan atau even-even iternasional, “Ada triatlon mungkin di situ, lari, berenang, sepeda, dia datang. Dibikin Pak Wagub kemarn rally, bikin di situ. Bikin lagi apa lagi, apa lagi begitu. Jangan dibilang Danau Toba, eh Danau Toba (festival) ditiadakan, bukan,” sebutnya.

Dikatakan Edy lagi, apa yang harus dibuat di Danau Toba. “Mungkin konferensi wartawan, kita bikin di sana. Sehingga wartawan se-Indonesia melihat semua Danau Toba. Jadi jangan hanya judul aja gitu. Kan saya yang buka itu kemarin Pesta Danau Toba. Tapi ya nggak, dalam hati kapan kemudian orang datang. Kalian aja tak mau datang, apalagi orang lain. Ayo kita sama-sama, makanya itu pikirkan,” sebut Edy.

FDT Tetap Dilaksanakan

Ditanyakan wartawan lagi, apakah tahun ini FDT tetap dilaksanakan? Edy menegaskan tetap. Bahkan lebih dari itu. “Hanya namanya kita ubah. Apa namanya per item, mungkin Sky Danau Toba, atau lomba memancing. Sehingga yang ada keramba-kerambanya itu dipancing nanti semua itu,” ujarnya.

Lalu adanya penolakan dari beberapa kepala daerah di kawasan Danau Toba atas peniadaan FDT, termasuk perubahan namanya (FDT) yang sudah branding, lagi-lagi Gubernur Edy membantah. “Siapa yang meniadakan, inilah wartawan ini, bentuknya,” tegas gubernur.

“Kalian brand juga tak ada yang datang. Yang datang hanya Bupati Simalungun, Siantar yang datang, kalian datang situ kan? Makanya jangan asal ngomong ajalah. Nanti kalian apa ribut lagi,” sambung Edy.

Wartawan juga meminta klarifikasi bahwa dengan meniadakan FDT itu, berkembang pemahaman masyarakat bahwa gubernur tidak peduli dengan Danau Toba. Namun Edy tidak sependapat.

“Itu menurut pemahaman kamu, itu bukan pemahaman dia. Orang mereka sudah saya rapatkan semua kok. Mari kita bentuk yang membuat orang-orang itu datang,” pungkas Edy.

Tahun 2020 FDT Absen

Sebelumnya, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Novida Telaumbanua usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi E DPRD Sumut, Rabu (8/1/2020), mengatakan FDT ditiadakan tahun 2020.

Menurut mantan Kadis Kesehatan Sumut itu, pihaknya ingin menyempurnakan persiapannya. Salah satu penyempurnaan persiapan adalah perubahan waktu penyelenggaraan. Semula pada Bulan Desember, digeser menjadi Bulan Juni. Tepatnya pada saat anak-anak sekolah memasuki masa liburan. Berbeda jika diadakan pada Desember, pengunjung festival sepi.

“Karena pelaksanaannya diubah menjadi pada Bulan Juni, kan persiapannya jadi sempit jika dihitung dari sekarang. Itu sebabnya Festival Danau Toba kembali akan digelar pada tahun 2021. Tahun ini ditiadakan,” terang Ria Telaumbanua.

Gubernur Edy, juga membenarkan FDT ditiadakan untuk tahun 2020. Namun menurutnya bukan berarti sama sekali tidak ada kegiatan yang akan menggairahkan pariwisata Danau Toba.

Gubernur Edy mengatakan sedang mencari bentuk dan metode kegiatan yang pas dan cocok untuk mengganti Festival Danau Toba. “Kita bentuk lain gantinya apa, bukan waktunya. Bentuknya apa kayaknya kurang bermanfaat pesta itu,” ujar Edy menjawab wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Kamis (9/1/2020).

Edy Rahmayadi mencontohkan bentuk kegiatan yang mungkin menggantikan Festival Danau Toba adalah triatlon. “Triatlon itu ada lari, renang, sepeda. Atau kegiatan-kegiatan yang lain kita bentuk. Bukan ditiadakan kegiatannya, tapi bentuknya apa, metodenya apa. Agar si wisatawan itu datang ke Danau Toba,” jelas Edy.

Lebih lanjut Edy Rahmayadi mengatakan mengganti FDT itu dengan banyak even. “Banyak-banyak kita selenggarakan di sana sehingga banyak orang datang ke sana. Makanya inilah, ini harus kita tertib, rakyat di sana juga bisa mendukung,” tambahnya.

Dengan tertib dan adanya dukungan masyarakat, maka harapan Gubernur Edy banyak orang yang datang ke Danau Toba itu, benar-benar mau fresh. “Dia mau berpariwisata. Kalau datang ke situ menjadikan masalah kan dia malas lagi balik lagi ke sana,” pungkasnya.

reporter | Erris JN

Related posts

Leave a Comment