topmetro.news – Teroris artinya tukang teror atau peneror, baik oleh perorangan, kelompok, bahkan negara. Dan tentu saja tak peduli apa pun agamanya, siapa saja bisa menjadi tukang teror atau teroris, baik skala besar maupun kecil.
Lalu, sekarang ramai pembahasan soal rencana pemulangan eks-ISIS. Kemudian banyak yang merasa resah bahkan ketakutan. Bisa dikatakan, rencana itu mendatangkan rasa tidak nyaman bagi Warga Negara Indonesia. Bayangan kesadisan ISIS pun menjadi pemicu rasa takut.
BACA | Ganja dan Kemunafikan
Naluri ISIS
Meski katanya mereka sudah eks, namun tidak membuat kehawatiran itu menjadi sirna. Bagaimana pun, eks-ISIS itu pernah terlibat dalam tindakan yang bagi banyak orang menimbulkan rasa takut dan ketidaknyamanan. Ibarat seekor ular yang katanya sudah jinak, lalu dibiarkan lepas bebas di rumah kita. Apakah akan merasa nyaman, meski katanya tak akan menggigit lagi…? Lalu apakah naluri kehewanan ular itu bisa benar-benar hilang…? Kalaupun ada yang merasa nyaman dengan kehadiran ular itu, sudah bisa dipastikan, mereka adalah orang-orang yang sudah berteman akrab dengan si ular.
Sehingga sangat beralasan, kalau Warga Negara Indonesia merasa terganggu dengan wacana pemulangan eks-ISIS. Bahkan sangat manusiawi, kalau ada yang merasa terteror keselamatannya dengan wacana itu. Kecuali tentunya bagi mereka yang merasa akrab dengan ISIS maupun eks-ISIS.
Lalu kembali ke kalimat pertama di atas, bahwa teroris adalah peneror. Maka siapa pun yang membuat orang lain merasa terteror, adalah seorang atau kelompok tukang teror atau peneror atau teroris.
Lalu dengan memunculkan wacana pemulangan eks-ISIS itu, masa sih negara jadi teroris untuk warganya sendiri…? Semoga tidak sampai terjadi dan penulis yakin, hal itu tidak akan terjadi di Era Jokowi ini.
penulis | Radja P Simbolon