Masyarakat, Mahasiswa dan Ormas Kembali Datangi Proyek Bendungan Lau Smeme

Bendungan Lau Smeme

topmetro.news – Belum adanya tanggapan dari pihak PT. WIKA, masyarakat Desa Rumah Gerat, Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, kembali mendatangi pembangunan Bendungan Lau Smeme, selaku pemegang proyek, Senin (13/4/2020) siang.

Selain masyarakat yang di dominasi kaum emak-emak, petani dan peternak ini. Ikut juga dari Forum Komunikasi Mahasiswa Deli Serdang (Forkomdes), Ikatatan Pemuda Karya Kecamatan Biru-biru, Karang Taruna Kecamatan Biru-biru, ikut juga mendampingi masyarakat.

Pihak Proyek Bendungan Lau Smeme Diminta Ganti Kerugian Warga

Masyarakat meminta apa yang menjadi hak mereka dan tidak lebih. Mereka meminta supaya pihak pihak proyek raksasa Bendungan Lau Smeme dalam hal ini PT. WIKA, untuk mengganti kerugian milik warga dan perbaikan jalan serta pembuatan drainase.

“Masyarakat disini hanya meminta kepada pihak proyek Bendungan Lau Smeme seperti kerugian berupa ikan yang mati, sawah yang rusak, perbaikan rumah yang retak, pembuatan drainase dan perbaiakn jalan,” ungkap aktivis Lingkungan Hidup Yusuf Sinaga didampingi Ketua IPK Biru-biru, Irwan Fransiscus Tarigan Spd.

Padahal proyek yang memakan biaya triliyunan rupiah ini berdampak terhadap dengan kehidupan warga, dengan mengeringnya sumur warga dan air menjadi keruh bercampur lumpur.

Baca Juga: Warga Desa Rumah Gerat Keluhkan Proyek Bendungan Lau Smeme

“Anggaran yang mencapai anggaran Rp.5,51 triliyun ini, sudah sangat membuat masyarakat merugi. Misalnya, sukaur mengering, air bercampur pasir dan lumpur,” urai Yusuf Sinaga.

Dampak dari pembuatan Bendungan Lau Smeme, itu juga dikeluhkan oleh masyarakat. Hal itu dikatakan Terkelin Sembiirng (62) Desa Rumah Gerat, awalnya pembuatan jalan ada masalah oleh masyarakat. Dimana pihak proyek Bendungan Lau Smeme, akan membuat drainase untuk pengaliaran air. Apabila hujan pasti akan banjir.

“Dulu janjinya apabila di lebarkan jalan dan sudah di tinggikan, akan di buat drainase. Dulu sebelum aspal dinaikan tinggi tidak banjir, sekarang banjir, kalo hanyut rumahku sapa yang mau tanggung jawab,” kata Terkelin Sembiring.

Peternak Merugi

Lanjut sebutnya, padahal proyek ini sudah berjalan dua tahun. Namun semua janji-janji yang pernah di musyawarahkan di kantor Desa Rumah Gerat, sampai sekarang tidak pernah di realisi.

“Udah pernah kami tuangkan dalam pertemuan di kantor Desa Rumah Gerat, keluhan kami semuanya. Tapi apa nyatanya sampai sekarang tidak pernah ada respon,” cetus pak Sembiring.

Selain itu salah seorang peternak ikan juga mengutarakan, gara-gara Bendungan Lau Smeme para peternak ikan disini sudah tiga kali gagal panen dan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

“Kami para peternak sudah merugi, kemana kami minta dan sapa yang mempertanggung jawabkannya. Selalu alasan belum datang bos, belom datang bos, ntah yang mana bos nya saya gak tau,” beber seorang pria peternak ikan.

Sementara pihak proyek ketika di konfirmasi di lapangan mengatakan, semua aspirasi dan keluahan masyarakat akan di cari solusinya dan akan di tuntaskan.

“Memang dalam pembangunan ini selalu ada pro dan kontra dan itu hal yang lumrah. Nantinya, Tim akan mengkaji dan bekerja terhadap keluarah masyarakat yang menyampaikan aspirasinya tadi,” ucap salah seorang dari Kementerian PUPR berakapaian kemeja putih rompi merah yang enggan menyebutkan namanya.

“Namanya pekerjaan kontruksi ada manafaat untuk masyarakat dan nilai negarifnya. Semua adalah hal yang wajar di masyarakat,” tutupnya.

Reporter | Iswandi Nasution

Related posts

Leave a Comment