Di Batubara, Sejumlah e-Warung Masih Edarkan Beras Kualitas Medium

Bansos BPNT

topmetro.news – Ibarat kata orang bijak. ‘Secepat apa pun kebohongan itu berlari, namun kejujuran pasti akan tetap berhasil mengejarnya. Atau serapi apa pun sebuah bangkai dibungkus, kelak akan tercium juga’. Demikian permainan kotor yang terjadi dan masih ditemukan pada pelaksanaaan pembagian Program Bansos BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai-red) melalui e-Warung di Kabupaten Batubara.

Kasus dugaan penyelewengan dan penyalahgunaan Bansos BPNT e-Warung dari Kementerian Sosial didaerah berjuluk ‘Bumi Bertuah’ yang sempat viral, nampaknya kini berlanjut semakin menjadi benang kusut. Semula Korda BPNT e-warung, TKSK dan pemasok atau suplayer yang dipersalahkan. Kemudian konon kabarnya menjadi terlapor pada salah satu institusi penegakan hukum. Kini ditemukan pula kasus serupa bahwa sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Batubara berlanjut masih tetap menerima beras jenis kualitas medium.

Beras Premium

Padahal berdasarkan Pedoman Umum (Pedum) pelaksanaan, beras yang dibagikan kepada KPM seharusnya adalah beras kualitas premium. Ulah nakal penyalur dan agen e-warung ini pun, terungkap, Sabtu (16/5/2020), setelah Tim Investigasi PWI Batubara mendapati pengakuan beberapa KPM yang mengungkapkan bahwa untuk Bulan Mei sudah menerima BPNT meski masih jauh dari harapan.

Pasalnya yang mereka terima cuma berupa beras premium 15 kg, setengah kg kacang hijau, 10 butir telur, dan 1 kg labu jipang saja. Maka wajar saja jika menurut pengakuan salah seorang KPM bernama Syamsiar, komoditi pangan yang diterimanya masih tidak sesuai dengan jumlah nominal saldo transaksi KPM pada kartu e-Warung miliknya. Namun sebagai rakyat kecil yang penuh keterbatasan, Syamsiar hanya bisa pasrah. Sembari tetap berharap pemerintah melalui dinas terkait segera menindak oknum-oknum pengelola e-Warung yang nakal. Serta oknum pemasok siluman yang bersembunyi di balik layar.

Lain pula dengan KPM atas nama Supini (75) warga Dusun Cendana Desa Laut Tador. Kepada Tim Investigasi PWI Batubara, wanita tua ini mengaku menerima beras, tidak jelas apakah jenis medium atau premium. Sebab pada karung beras tidak ada tercantum keterangan jenis kualitasnya. Selain menerima beras, Supini juga mengaku menerima 0,5 kg kacang hijau, 14 butir telur, serta 1 kg labu jipang.

Jawaban Agen

Agen pengelola e-Warung Desa Pasar 8 Kecamatan Air Putih atas nama Sri Muliani semula sempat bersitegang dengan wartawan yang mendatangi warung pupuk dan gas elpiji 3 kg miliknya. Akhirnya dia mengaku sempat menerima beras jenis medium yang walau pada akhirnya ditarik kembali oleh si pemasok atau penyalur. Jawaban Sri Muliani atas pertanyaan beberapa awak media terkesan seperti sudah diatur dan ada yang mengajari.

Soalnya Sri Muliani, berikut suami dan anaknya hanya bersikeras menanyakan kembali kepada wartawan. Apakah pihak media juga melakukan liputan terhadap agen e-Warung lain. “Bulan semalam memang sudah pernah masuk beras medium tapi ditarik lagi. Sedang pemasoknya kami sendiri koordinasi dengan e-Warung lain dari agen,” ujarnya dengan bahasa berputar-putar, semakin membingungkan.

“Sebelumnya kami ambil sendiri rame-rame, tapi melalui agen. Agennya kami sendiri sama-sama belanja dengan agen e-Warung lain di Air Putih melalui agen. Tapi kata kawan pengelola e-Warung berasnya ngambilnya dari agen. Hari itu sempat dari BUMD. Sekarang enggak lagi karena kami ambil sendiri dari agen,” ungkap Sri Muliani dan berhasil terekam secara audio maupun video camcorder.

Tindak Tegas

Sementara itu sewaktu berhasil dihubungi awak media melalui telepon selulernya, Korda BPNT e-Warung Batubara Sony Agatha Siahaan mengatakan dengan tegas segera akan turun ke lapangan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

“Gak boleh beras medium. Wajib yang premium kualitas berasnya Bang. Nanti saya turun ke lapangan mengecek langsung dulu ya Bang. Kalau benar akan kita beri peringatan,” ucapnya.

reporter | Bima Pasaribu

Related posts

Leave a Comment