Teh PTPN IV Segera Masuk Pasar Ritel 

Teh PTPN IV

topmetro.news – Teh PTPN IV Segera Masuk Pasar Ritel. Melirih budaya ‘ngeteh’ di Indonesia, sebenarnya tidak kalah pamor dengan budaya ‘ngopi’. Baik di rumah, di café dan di perkantoran.

“Kita bisa mudah menemui masyarakat yang asyik menyeruput teh hangat atau menegak gelas-gelas es teh,” ujar Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno.

Bahkan, katanya, budaya ngeteh yang semakin menjadi trend belakangan ini, bahasa lifestyle: Ngeteh deh……, selesai masalah loe! Teh adalah eksotik, teh adalah cantik, teh adalah sejuk dan menenangkan.

Ia juga menyebutkan jika ditelusuri lebih jauh lagi, Sumatera Utara memiliki teh khasnya sendiri. Siapa yang tidak mengenal perkebunan teh Sidamanik, Bah Butong dan Tobasari milik PT Perkebunan Nusantara IV.

Teh PTPN IV Sebagai Heritage Perkebunan

Sucipto Prayitno menerangkan, perkebunan teh milik PTPN IV memiliki luas areal Hak Guna Usaha (HGU) 6.373,29 hektare. Bukan hanya sebagai unit produksi saja, tetapi sudah sebagai heritage perkebunan dan merupakan kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Khususnya masyarakat di Simalungun dan menjadi salah satu tujuan objek wisata bagi masyarakat hingga kini.

Kinerja operasional kebun teh PTPN IV sampai Agustus 2020 sudah melampaui 21,55% dibanding tahun lalu yang hanya 5.371 ton teh hitam.

“Hal ini karena kami telah melakukan perbaikan pemeliharaan tanaman dengan seri Gambung yang sudah mencapai 95%,” bebernya.

Saat ini harga jual rata-ratanya memang belum menggembirakan. Untuk menutupi harga pokok dan mendapat margin, korporasi akan melakukan diversifikasi produk dan penjualan masuk secara di pasar ritel.

Versifikasi Produk

Board of Manajemen (BOM) PTPN IV merasa terpanggil untuk membangkitkan kembali keberadaan komoditi teh ini harus menghasilkan laba bagi perusahaan.

“Kebun teh PTPN IV harus bisa mandiri dan dapat melakukan penjualan secara ritel,” bebernya.

Added value teh dalam bentuk teh hijau maupun teh hitam pangsa pasar ritelnya cukup tinggi untuk produk teh kemasan (ready to drink).

“Jenis bubuk atau celup masih diminati oleh masyarakat, sehingga perlu dilakukan terobosan pengembangan ritel teh dengan menjual teh secara eceran yang dikemas lebih menarik,” tambahnya.

Launching penjualan teh dalam kemasan akan dilaksanakan pada tahun ini. “Tercatat saat ini varian rasa minuman teh dalam kemasan PTPN IV ada 2 macam yakni Butong Tea dan Tobasari Tea,” urainya.

Untuk mendongkrak penjualan, PTPN IV sudah membidik pasar ritel tradisional, seperti keluarga besar PTPN IV yang berjumlah sekitar 76.000 orang, belum termasuk karyawan purna bhakti ada sekitar 44.000 orang, kemudian akan bergerak ke pasar modern.

“Sebagai pemain baru di tengah persaingan pasar yang ketat, PTPN IV akan fokus mendekat dengan konsumen,” tambah Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN IV Riza Fahlevi Naim.

Agrowisata

Kebun Teh PTPN IV (Bah Butong, Sidamanik dan Tobasari) terletak di Sidamanik, Simalungun, Sumatera Utara, memiliki potensi agrowisata cukup besar, karena bentangan alam tanaman teh yang sangat menarik serta asri untuk menjadi daerah tujuan wisata.

“Destinasi wisata ini juga memiliki air terjun Bah Biak, instalasi pompa air peninggalan Belanda dari sumber mata air, proses budidaya teh dan proses pengolahan teh, perumahan staf yang dibangun Belanda dapat dijadikan guest house,” papar Riza.

Reporter | Thamrin Samosir

Related posts

Leave a Comment