Andrei Angouw Bakal Jadi Walikota Tionghoa Pertama

Cetak Rekor! Andrei Angouw Bakal Jadi Walikota Tionghoa Pertama

TOPMETRO.NEWS – Walikota Tionghoa pertama dari agama Konghuchu? Sejauh ini belum ada. Tapi tenang, itu bakal segera terealisasi. Setidaknya berdasarkan hasil hitung cepat LSI Denny JA menunjukkan pasangan calon Andrei Angouw-Richard Sualang (AARS) menjadi pemenang Pilkada Manado tahun 2020. AARS memperoleh 36,46%.

Sementara pesaing terdekatnya Paula Runtuwene-Harley Mangindaan (Paham) meraih 27,62%, Mor Bastiaan-Hanny Joost Pajouw (Mor-HJP) 22,69% dan Sonya Kembuan-Syarifudin Saafa hanya mendapatkan 13,24%.

“Data yang masuk memang belum 100%, baru 98,40%, tapi ini sudah tidak akan ada perubahan berarti,” ujar Firman, Supervisor Riset Konsultan Citra Indonesia (KCI), Rabu (9/12/2020).

Jika nantinya hasil penghitungan suara berjenjang oleh KPU memenangkan Calon Walikota Manado, Andrei Angouw yang berpasangan dengan Richard Sualang, maka akan ada sejarah baru tercipta di Sulawesi Utara (Sulut) dan mungkin saja di Indonesia.

Politikus PDI Perjuangan itu bakal menjadi walikota pertama dari etnis Tionghoa yang beragama Konghucu.

Karir politik pria kelahiran Manado 23 Mei 1971 itu dimulai pada 2009-2014.

Ketika itu dia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada Pemilu 2009. Dia terpilih mewakili Dapil Sulawesi Utara 1 yang meliputi Kota Manado dari Partai PDI Perjuangan Periode 2014-2019 dia kembali duduk sebagai wakil rakyat dan menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Sulut sampai dengan 2016.

Februari 2016 dia dilantik sebagai Ketua DPRD Sulut menggantikan Steven O E Kandouw yang waktu itu maju sebagai calon wakil gubernur Sulut.

Sejarah pun tercipta waktu itu, karena Andrei Angouw menjadi satu-satunya Ketua DPRD di Indonesia yang beragama Konghucu.

Dirjen Otda, DR Sumarsono yang menghadiri pelantikan pada waktu itu sampai terkagum-kagum.

“Saya merasa bahagia, karena ini baru pertama kali saya temukan di Indonesia, Ketua Dewannya beragama Konghuchu. Ini membuktikan keanekaragaman masyarakat Sulawesi Utara berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika terus terjaga. Inilah Sulut Hebat, ini akan menjadi contoh tamansari Indonesia yang beraneka ragam tapi kita tetap satu,” kata Sumarsono 2016 silam.

Andrei waktu itu menegaskan perbedaan keyakinan, suku dan ras tak jadi halangan untuk mengabdi.

“Ini menunjukkan Sulut sebagai daerah yang menghargai pluralisme, tidak ada dikotomi mayoritas dan minoritas,” kata Andrei usai menjalani prosesi pelantikan pada waktu itu.

Pada periode 2019-2024, Andrei kembali terpilih sebagai anggota DPRD Sulut dalam Pemilu 2019.

Dia pun berhasil mempertahankan kursi Ketua DPRD Sulawesi Utara setelah kembali ditunjuk DPP PDI Perjuangan.

Namun, pada 2020 dia mengundurkan diri karena maju sebagai calon walikota Manado.

Dari catatan Topmetro.News, di Medan Sofyan Tan dari etnis Tionghoa juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota Medan. Namun impian itu kandas setelah Rahudman Harahap memperoleh suara terbanyak. Hingga akhirnya pencalonan Sofyan Tan di Pilkada Medan beberapa waktu lalu itu menjadi tiket untuk melenggang ke DPR RI.

BACA SELENGKAPNYA | Pencalonan Anak Jokowi di Pilwalkot Solo Diprediksi Mulus

Seperti diberitakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, pencalonan anak Jokowi, Gibran diprediksi bakal berjalan mulus di pemilihan walikota (Pilwalkot) Solo. Setidaknya itu pendapat Ujang Komarudin, seorang pengamat Universitas Al Azhar Indonesia (UAI). Dia memprediksi pencalonan anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dalam Pilwalkot Solo 2020 itu bakal mulus, tak menghadapi kendala.

Pasalnya, menurut dia, elektabilitas Gibran cukup tinggi dan ia sudah bermanuver ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Partai banteng moncong putih itu pun dinilai sudah pasti menjatuhkan dukungannya untuk putra sulung Presiden Jokowi itu.

Dari info terakhir anak Jokowi, Gibran begitupun dengan menantunya Bobby Nasution bakal berhasil menduduki posisi Walikota Solo dan Walikota Medan.

sumber/foto | SINDONews/riausky

Related posts

Leave a Comment