topmetro.news – Ketua Harian Generasi Optimis (GO) Indonesia dan sekaligus pemerhati pariwisata, Frans Meroga Panggabean MM MBA minta tiga kementerian yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Indonesia menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk merumuskan konsep wisata premium di kawasan Danau Toba.
“Kami minta dan desak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UKM, dan BKPM menerbitkan dan mengeluarkan SKB tiga menteri untuk merumuskan konsep wisata premium di Danau Toba,” ujar Frans Meroga Panggabean kepada wartawan, saat ditanya pendapatnya soal keinginan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, agar turis asing Indonesia naik kelas menjadi kualitas turis asing yang premium, untuk membantu meningkatkan devisa negara.
Wishnutama seperti dilansir sejumlah media nasional menyebutkan, perbandingan kualitas turis asing di Indonesia dan Selandia Baru. Turis Indonesia per tahun lebih banyak. Tetapi pengeluarannya lebih sedikit.
Potensi Konsep Wisata Premium
Terhadap pernyataan menteri ini, Frans Meroga mengatakan, kawasan Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata yang menawarkan konsep wisata premium. Konsep wisata premium ini dimaksud merupakan konsep wisata lebih pada kualitas daripada kuantitas. Serta menawarkan dan mengedepankan pengalaman ketimbang menonjolkan panorama atau keindahan alam.
“Konsep wisata premium ini lebih pada menawarkan pengalaman ketimbang menonjolkan panorama. Tidak perlu kita selalu dengan jumlah wisatawan. Karena kita lebih kepada kualitasnya,” tandas pakar ekonomi rakyat dan koperasi milenial itu.
Hanya saja, pria bertitel MBA jebolan University of Grenoble Perancis ini menjelaskan, konsep wisata premium ini harus dikemas secara rapi dan lebih kreatif. Sehingga para wisatawan premium nantinya bisa lebih betah lebih lama dan terkesan .
“Artinya bagaimana kita bisa menciptakan para wisatawan merasa terkesan dan punya pengalaman seribu surga di Danau Toba. Dan mereka (turis premium), berani bayar mahal untuk itu,” katanya.
Dijelaskan, dalam konsep wisata premium ini, para wisatawan harus dimanjakan dengan pelayanan prima, sajian, dan pertunjukan atraksi budaya yang unik, natural, dan bersifat kearifan lokal.
“Seperti pertunjukan atraksi seperti pertujukan Tortor dan Patung Sigalegale. Ini harus dikemas lagi lebih kreatif agar lebih mengesankan. Begitu juga dengan sajian kuliner tradisional kita seperti Arsik dan Naiura. Ini juga bisa tonjolkan kepada para wisatawan,” katanya.
“Kenapa makanan khas Thailand semisal Tom Yam bisa dikenal dunia. Padahal arsik kita juga rasanya enak tapi belum mereka kenal. Ini yang perlu kita tawarkan. Artinya bagaimana kita bisa memberikan sajian yang diminati sehingga para wisatawan premium ini betah dan punya pengalaman seribu surga,” katanya.
Antara UMKM dan Investor
Namun untuk mencapai konsep wisata premium ini, dia mengatakan harus ada saling mendukung dan akselerasi antara Usaha Kecil Menengah (UKM) dan investor.
“Untuk itulah ketiga kementerian yang kita maksud ini bisa berkolaborasi sebagai akselerasi untuk konsep wisata premium. Kita juga nanti akan siap membantu dan terlibat dalam perumusan konsep wisata premium ini,” tandasnya.
reporter | Jan Pieter Simorangkir