topmetro.news – Junta militer Myanmar menurut kabar, telah melakukan penahanan dan penyerangan terhadap dokter dan rumah ibadah. Diketahui dokter dan tempat ibadah yang diserang memiliki keterkaitan dengan aksi demonstrasi anti-kudeta dan pembangkangan sipil.
Media The Irrawaddy menyebut, pasukan rezim militer Myanmar menyerbu ke rumah seorang dokter di wilayah Kotapraja Mayangone di wilayah Yangon. Kemudian secara sewenang-wenang menangkap dokter tersebut, akhir pekan kemarin. Menurut saksi mata, tangan sang dokter terikat di belakang punggungnya. Sebuah tas hitam terletak di atas kepalanya. Kemudian tentara dan polisi menyeret dokter itu dari kediamannya.
Pria yang tertangkap itu adalah ahli bedah ortopedi, Dr Kyaw Min Soe, seorang profesor di Universitas Kedokteran, Yangon. Sebelumnya, ia memang terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil (CDM), aktivitas warga prodemokrasi anti junta militer.
“Saat mereka menculik dokter tersebut, tentara dan polisi memaki penduduk. Menghancurkan kamera TV sirkuit tertutup dan mengancam mereka yang hadir dengan senjata. Siapa yang berani memotret? Mereka bertanya,” kata seorang saksi, Rabu (7/4/2021)
“Cara mereka menangkap Sayargyi (seorang profesor yang dihormati) sama sekali tidak dapat diterima. Dia ditangkap seperti penjahat.”
Profesor itu telah memberikan perawatan medis kepada mereka yang terluka dalam protes anti-rezim. Beberapa berasumsi bahwa ia menjadi sasaran karena itu.
Fasilitas Kesehatan dan Gereja
Selain itu, pada Senin (5/4/2021), tentara dan polisi juga menggerebek sebuah klinik amal di Kotapraja Sanchaung. Kemudian menangkap empat sukarelawan anggota staf medis. Selain itu mereka juga menangkap lima relawan lainnya.
“Mereka ditangkap saat merawat pasien. Apakah merupakan kejahatan bagi dokter dan perawat untuk menyelamatkan nyawa pasien?” seorang dokter menulis di akun Facebook-nya, menyerukan pembebasan segera para petugas medis.
Sejumlah fasilitas kesehatan di beberapa daerah termasuk di Yangon dan Mandalay juga mengalami penyerangan bulan lalu. Selain dokter, gereja juga menjadi sasaran serangan junta.
Pasukan Komando Utara milik Junta Militer Myanmar menggeledah Kachin Baptist Convention (KBC) pada akhir pekan. Ini adalah Gereja Asosiasi Katolik Roma dan Asosiasi Anglikan di Mohnyin.
“Itu bukan pencarian acak. Mereka teliti, memanjat pagar dan pergi ke setiap bangunan di kompleks itu. Seorang petugas datang melalui pintu. Tetapi tidak mengatakan sepatah kata pun dan langsung menggeledah rumah saya,” kata Rev Awng Seng dari Mohnyin KBC.
Tentara hanya mengatakan bahwa mereka telah dapat info bahwa seorang pemimpin protes berada dalam kompleks gereja itu. Dan bahwa para pemimpin agama berpartisipasi dalam protes anti-rezim.
Perang Lawan Junta Militer
Kondisi di Myanmar makin memburuk setelah aksi junta dalam membubarkan demonstrasi anti-kudeta selalu menelan korban jiwa. Tercatat sudah lebih dari 580 orang meninggal dunia dalam aksi kekerasan oleh sayap militer negara itu.
BACA JUGA | Analis Temukan Bukti Para Jenderal Myanmar Terinspirasi dari Kudeta Suharto
Kekhawatiran makin memuncak setelah beberapa milisi etnis menyatakan perang terhadap junta yang mereka anggap sewenang-wenang dalam mengambil tahta kekuasaan dan menertibkan demonstran. Hal ini mereka anggap mencederai perkembangan demokrasi di Negeri Seribu Pagoda itu.
Sementara itu, belum ada konfirmasi dari Junta Militer Myanmar mengenai hal tersebut. Sebelumnya ada kabar, beberapa fasilitas bisnis milik para jenderal dapat serangan dari warga. Termasuk provider telekomunikasi, Mytel.
sumber | CNBC Indonesia