PBB Sebut Tanda-tanda di Myanmar Mirip Konflik Suriah

perang saudara berdarah

topmetro.news – Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Michele Bachelet mengatakan, perang saudara berdarah seperti Suriah bisa terjadi di Myanmar. Namun menurutnya, hal itu dapat terhindari jika aksi kekerasan terhadap warga sipil di sana segera berhenti.

Bachelet mengungkapkan banyak pelanggaran HAM berat oleh militer Myanmar berpotensi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia khawatir, jika kekerasan dan kejahatan itu terus berlanjut, Myanmar dapat terperosok ke dalam perang saudara.

“Komisioner tinggi menyatakan bahwa ada gema yang jelas tentang Suriah pada 2011. Di sana juga, kami melihat protes damai bertemu dengan kekuatan yang tidak perlu dan jelas tidak proporsional,” kata Juru Bicara Bachelet Ravina Shamdasani.

Shamdasani mengatakan, penindasan brutal oleh Pemerintah Suriah terhadap rakyatnya secara konstan, menyebabkan sekelompok individu mengangkat senjata. “Hal itu diikuti spiral kekerasan ke bawah dan meluas dengan cepat di seluruh negeri,” ujarnya.

BACA JUGA | Ada Laporan, Junta Militer Myanmar Buru Dokter dan Serbu Rumah Ibadah

Suriah dan Myanmar

Konflik sipil Suriah telah berlangsung selama 10 tahun dan belum menunjukkan bakal berakhir dalam waktu dekat. Shamdasani mengungkapkan, akhir pekan lalu di Myanmar sangat mematikan. Militer Myanmar yang terkenal dengan nama Tatmadaw menyerang warga sipil dengan granat berpeluncur roket dan tembakan mortir. Sedikitnya 82 orang, menurut laporan, tewas.

Beberapa orang menggunakan senjata darurat untuk melakukan pembelaan. Bentrokan antara militer dan kelompok bersenjata berbasis etnis di Negara Bagian Kachin, Shan, dan Kayn semakin meningkat.

“Saat penangkapan berlanjut, dengan sedikitnya 3.080 orang saat ini ditahan, ada laporan bahwa 23 orang telah dijatuhi hukuman mati setelah persidangan rahasia, termasuk empat pengunjuk rasa dan 19 lainnya yang dituduh melakukan pelanggaran politik serta pidana. Penangkapan massal telah memaksa ratusan orang bersembunyi,” kata Shamdasani.

Bachelet, kata Shamdasani, menyebut situasi itu tidak bisa terus berlanjut. Ia kemudian menyerukan negara-negara memutus pasokan senjata dan keuangan kepada Junta Militer Myanmar. Ada harapan, bahwa hal itu dapat mengakhiri penindasan dan pembantaian terhadap warga sipil di sana.

sumber | WE Online

Related posts

Leave a Comment