Keluarga Pasien Diduga Terkonfirmasi Covid-19, Kecewa Pelayanan Puskesmas Onan Ganjang

warga Desa Janji Nagodang

topmetro.news – Kematian Suntina Purba (59), warga Dusun II Desa Janji Nagodang Kecamatan Onan Ganjang Humbahas, menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga. Di mana kematiannya harus diterima oleh keluarga dengan status terkonfirmasi Covid-19 dan dikebumikan pada Hari Senin(24/5/2021), oleh petugas medis secara Protokol Kesehatan.

Rasa sedih dan kecewa, terpancar dari raut wajah Parsaoran Lumbangaol (65) selaku suami Suntina Purba. Kepada wartawan topmetro.news ketika bertemu di kediamannya Dusun II Desa Janji Nagodang, Kecamatan Onan Ganjang, Humbahas, Selasa (25/5/2021), Lumbangaol menceritakan tentang Ikhwal penyakit istrinya.

“Penyakit yang dialami oleh istri saya ini sudah lama Pak. Kurang lebih hampir tiga tahun. Makanya pada Hari Selasa kemarin (11/5/2021) sekitar pukul 11:00 WIB, saya membawa istri saya untuk berobat ke Puskesmas Onan Ganjang. Namun sesampainya di puskesmas, saya tidak mendapati seorang pun petugas jaga di sana. Selanjutnya saya pun membawa istri saya pulang ke rumah tanpa ada penanganan medis,” ujarnya dengan nada kecewa.

Puskesmas dan Infus

Kemudian, lanjut Parsaoran Lumbangaol, ia pun berinisiatif membawa istrinya berobat lagi pada Hari Jumat (14/5/2021) ke puskesmas yang sama. Pasalnya, penyakit istrinya sudah tampak memburuk.

“Selanjutnya saya bawa istri saya kembali berobat ke Puskesmas Onan Ganjang. Sesampainya di sana, saya meminta kepada pegawai (perawat) puskesmas untuk memberikan infus kepada istri saya. Namun alih-alih mendapatkan perawatan, bahkan infus pun tidak ada di puskesmas itu. Kemudian kami pun memutuskan untuk membawa istri saya ke RSUD Doloksanggul,” katanya.

Sesampainya di RSUD, mereka dapat pilihan oleh pihak rumah sakit. “Ibu ini opname (di Ruang Isolasi RSUD) atau isolasi mandiri di rumah ya Pak?” ucap Parsaoran menirukan ucapan petugas medis RSUD Doloksanggul.

Namun istri Parsaoran menolak untuk opname, karena tidak mau tinggal sendirian. Sehingga mereka memutuskan pulang setelah semua menjalani pemeriksaan (swab). Selanjutnya, mereka dapat saran untuk isolasi mandiri di rumah kurang lebih delapan hari. “Dan selama delapan hari menjalani isolasi mandiri, hanya satu kali lah petugas medis datang melihat, sampai istri saya meninggal dunia,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca mengenang kematian istri tercintanya.

Wartawan topmetro.news mencoba menelusuri informasi terkait adanya warga yang meninggal di Desa Janji Nagodang terkonfirmasi Covid-19 ke Puskesmas Onan Ganjang. Tampak beberapa pegawai puskesmas sedang asyik berbelanja ikan dari pedagang keliling di halaman Puskesmas Onan Ganjang, tanpa menghiraukan kedatangan beberapa awak media.

Salah seorang awak media mencoba bertanya kepada pegawai dan tata usaha Puskesmas akan keberadaan Kepala Puskesmas Onan Ganjang dr Sisca Lorenta Silalahi. Namun mereka sama sekali tidak mengetahui keberadaan Kapus.

“Tidak tau kami Pak, kemana Ibu Kapus pergi,” ujar salah seorang pegawai sembari berlalu begitu saja.

Sampai berita ini turun tayang, pihak Puskesmas Onan Ganjang belum memberikan keterangan kepada wartawan terkait salah seorang warga Desa Janji Nagodang yang terkonfirmasi Covid-19. Bahkan ketika dihubungi via telepon dan aplikasi WhatsApp, dr Sisca pun tidak menyahut.

Warga yang mengetahui keadaan ini pun lantas mempertanyakan pelayanan Puskesmas Onan Ganjang yang menurut mereka kurang efisien.

reporter | AfG

Related posts

Leave a Comment