Dinyatakan Positif Covid-19, Warga Saitnihuta Geram

warga Lumban Purba Desa Saitnihuta Humbahas

topmetro.news – Baru-baru ini dunia maya heboh dengan kematian seorang warga Lumban Purba Desa Saitnihuta Humbahas karena terkonfirmasi Covid-19. Yang mana kematian pasien tersebut membawa luka yang dalam bagi keluarga.

Dan menurut keterangan dari keluarga pasien, pemakaman pasien terkonfirmasi Covid-19 itu sendiri berlangsung oleh perangkat desa dan hanya ada satu orang medis yang mengawasi.

Radot Purba (30) dan keluarganya yang merupakan warga Desa Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul Humbang Hasundutan harus dikucilkan masyarakat setelah kematian istrinya, lantaran dia dan mertuanya dinyatakan positif Covid-19, setelah hasil swab dikeluarkan oleh pihak RSUD Doloksanggul, dan yang membuat semakin dongkol dirinya adalah setelah hasil swab dikeluarkan oleh pihak RSUD Doloksanggul, penanganan medis pun tidak pernah diberikan kepadanya maupun diisolasi bersama dengan keluarganya.

Alhasil, hampir seluruh warga Desa Saitnihuta menjauhinya dan keluarganya. Dan usahanya pun terancam gulung tikar, karena masyarakat takut terpapar Covid-19

Negatif Covid-19

Kepada wartawan, Radot Purba mengatakan bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19, setelah hasil swab dikeluarkan oleh pihak RSUD Doloksanggul. Namun ia tidak terima begitu saja. Radot bersama dengan keluarganya pun memutuskan untuk mencari kebenaran pasti terkait terkonfirmasi Covid-19.

“Saya bersama keluarga memutuskan untuk melakukan pemeriksaan (swab) di Rumah Sakit HKBP Balige. Dan hasilnya negatif,” ujarnya di hadapan para awak media, Sabtu (26/6/2021).

Tidak berhenti di situ, tambahnya, ia pun berangkat lagi ke rumah sakit tingkat IV 01.07.01 (RS Tentara) Pematangsiantar Jalan Gunung Simanukmanuk No. 6. Pemeriksaan terhadapnya berlangsung dengan menggunakan alat RT-PCR (polymerase chain reaction). Dan kembali hasilnya negatif.

Sebagai informasi, bahwa pemeriksaan RT-PCR lebih akurat dari pada rapid test. Metode ini jugalah yang jadi rekomendasi WHO untuk mendeteksi Covid-19. Namun akurasi ini berbarengan dengan kerumitan proses dan harga alat yang lebih tinggi. Selain itu, proses untuk mengetahui hasilnya lebih lama ketimbang rapid test.

“Di sana (RS Tentara) kami menjalani pemeriksaan oleh dokter. Dan langsung mengeluarkan hasil pemeriksaan medis, menyatakan bahwa saya negatif. Dan ini buktinya,” bebernya sambil menunjukkan bukti-bukti hasil pemeriksaan di dua rumah sakit berbeda.

Lebih lanjut lagi, Radot meminta kepada pihak RSUD Doloksanggul untuk memberikan penjelasan dan pemulihan nama baik kepada seluruh masyarakat. Sehingga ia dan keluarganya tidak merasa terkucilkan oleh masyarakat.

Jika permintaan itu tidak dapat tanggapan dari pihak RSUD Doloksanggul, maka Radot dan keluarga akan membawa permasalahan ke ranah hukum.

Penjelasan Kapus

Sekaitan dengan beredarnya informasi terkait adanya warga yang terkonfirmasi Covid-19 di Lumban Purba Desa Saitnihuta, wartawan mencoba menelusuri informasi lebih lanjut kepada Kepala Puskesmas Saitnihuta dr Wika Tambunan.

Dokter Wika Tambunan tidak menampik, bahwa benar adanya warga yang meninggal terkonfirmasi Covid-19. “Benar Amang. Ada pasien kita yang meninggal terkonfirmasi Covid-19. Itu setelah kita menerima hasil pemeriksaan dari RS Tarutung (Rumah Sakit rujukan Covid-19),” katanya.

Disinggung mengenai soal dirinya dikatakan arogan oleh masyarakat, dirinya menyebut bahwa ia sengaja memukul meja karena ribut. “Saya memukul meja karena semua pada bicara. Sehingga dengan spontan saya memukul meja untuk mendiamkan warga yang datang ke puskesmas ini Amang,” ujarnya.

PCR RSUD Doloksanggul

Wartawan topmetro.news mencoba menelusuri informasi terkait alat RT-PCR milik RSUD Doloksanggul kepada salah seorang pegawai rumah sakit. Yang mana, dalam konferensi pers oleh Pemkab Humbahas terkait perkembangan Covid-19 di Humbang Hasundutan beberapa waktu lalu, perwakilan dari RSUD Doloksanggul mengatakan bahwa alat PCR RSUD Doloksanggul dalam keadaan rusak,

R Silaban salah seorang pegawai RSUD Doloksanggul menyarankan awak media langsung kepada bagian teknis. “Kenapa Amang? Kalau mengenai pengadaannya langsung lah menjumpai pimpinan. Karena bukan saya pimpronya. Kalau teknis melaksanakan mesinnya langsung sama teknisnya lab, Amang,” balasnya via WhatsApp.

Kemudian wartawan topmetro.news menanyakan perihal alat PCR RSUD Doloksanggul, apakah sudah melalui tahap kalibrasi. “Saya akan crosscheck sinkron kondisi rusak dengan hasil PCR yang di Saitnitnihuta Pak. Kalau mengenai kalibrasi, saya akan tanya pimpinan Pak, Hari Senin. Setahu saya izin operasional PCR dari Kemenkes belum ada setahun Pak. Dan mengenai tindakan Kapus yang terkesan arogan, langsung aja ke Kepala Dinas Kesehatan ya,” balasnya dengan caption emoji tangan menyembah.

reporter | AfG

Related posts

Leave a Comment