Proyek Kereta ke Danau Toba dan Borobudur Tunggu Kepastian Anggaran

Proyek Kereta ke Danau Toba dan Borobudur Tunggu Kepastian Anggaran
Advertisement

topmetro.news – Pemerintah masih menunggu kepastian anggaran untuk pembangunan proyek kereta ke Danau Toba. Dalam upaya mendukung sektor pariwisata Indonesia, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) berencana membangun jalur kereta api (KA) di dua Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Yakni KSPN Danau Toba di Sumatera Utara dan KSPN Borobudur di Jawa Tengah.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Danto Restyawan mengatakan, saat ini progres rencana pembangunan jalur KA di KSPN Borobudurdan KSPN Danau Toba baru sampai pada tahap review studi kelayakan dan penetapan trase atau jalur KA. Tahap tersebut sudah terlaksana sejak 2020 lalu.

Setelah tahap tersebut selesai, prosesnya akan lanjut dengan penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebelumnya, rencana pembangunan ini sudah melewati tahap studi kelayakan dan investigasi Rancangan Dasar Jalur KA pada tahun 2018. Kemudian juga sudah melewati tahap Detail Engineering Design (DED) pada tahun 2019.

Ada pun proses selanjutnya yakni, pengadaan lahan yang rencananya akan mulai pada 2022. Untuk pelaksanaan konstruksi rencananya pada 2024. “Namun pengadaan lahan dan pelaksanaan konstruksi ini akan terlaksana kalau pemerintah pusat ada anggarannya. Karena sekarang itu sebagian besar anggaran untuk penanganan Covid-19,” kata Danto dalam sebuah webinar, belum lama ini.

Danto menyebut, trase KA menuju KSPN Borobudur ini akan secara langsung menjadi bagian utuh dari Trans Jawa. Trase ini akan menjadi alternatif pergerakan dari Semarang menuju Yogyakarta.

KSPN Danau Toba

Kemudian, untuk jaringan KA menuju KSPN Danau Toba, Danto mengatakan, Kementerian Perhubungan berencana membangun trase yang meliputi dua koridor. Yakni Trase KSPN Danau Toba Sinaksak – Panel – Parapat dengan panjang 68,6 km. Kemudian Trase Panel – Raya dengan panjang kurang lebih 16 km.

“Kalau ini masih belum bisa kita laksanakan, masih studi. Kita akan tunggu selesai studinya. Kemudian akan masuk ke dalam tahap Detail Engineering Design (DED),” katanya.

Sementara itu, untuk membangkitkan sektor pariwisata Indonesia, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengusulkan pemerintah untuk memanfaatkan stasiun yang sudah tidak lagi beroperasi namun berlokasi di tengah kota. Misalnya bisa jadi museum kota, hotel atau pusat perdagangan bagi para pelaku UMKM.

Ia mencontohkan Stasiun Demak, Stasiun Kudus, Stasiun Wonosobo, Stasiun Temanggung, Stasiun Pati, Stasiun Lasem, Stasiun Blora, Stasiun Rembang dan lainnya. Selain itu, pengaktifan kembali jalur KA Cibatu – Garut dan stasiun yang berada di pusat kota sebagai hotel dan gedung pertemuan.
“Itu sebagai bentuk kepedulian pemerintah pusat dan PT Kereta Api Indonesia Persero kepada pemerintah daerah. Sebagai bentuk partisipasi pembangunan di daerah,” katanya.

sumber | Katadata.co.id

Advertisement

Related posts

Leave a Comment