Superman Dihujat, Wonder Woman ‘Diangkat’

TOPMETRO.NEWS – Sejak kemarin Rabu (31/5) moviegoers Indonesia mendapat privilese untuk menonton Wonder Woman lebih awal. Di AS dan negara-negara lain, film yang dibintangi Gal Gadot itu baru diputar besok, Jumat (2/6).

Meski begitu, masih ada yang khawatir  film yang masuk jagat DC Extended Universe (DCEU) itu bakal seperti tiga pendahulunya. Keren, tapi plotnya lemah.

Fans DC bisa menepis kekhawatiran itu. Sebab, para kritikus yang telah mengikuti skrining menyatakan Wonder Woman bagus! Berbeda dengan Man of Steel (2015), Batman v Superman: Dawn of Justice (2016), maupun Suicide Squad (2016) yang dihujat pengamat. Bahkan, Variety menyebutkan bahwa penggarapan Wonder Woman mendekati trilogi The Dark Knight versi Christopher Nolan.

Wah, sebagus itukah? Sutradara Patty Jenkins seperti dilaporkan JawaPos sesaat lalu menyebutkan membutuhkan 15 tahun untuk mewujudkan Wonder Woman ke layar lebar. Dia sudah lama mendiskusikan konsep film dengan tokoh utama putri asal Themyscira, belantara Amazon, itu.

”Banyak obrolan tentang kemungkinan filmnya gagal dan biasa saja. Apalagi, banyak film superhero cewek yang gagal,” katanya.

Ucapannya mengacu pada sejumlah film solo pahlawan perempuan seperti Catwoman (2004) dan Elektra (2005) yang buruk serta terlupakan. Jenkins menilai superhero perempuan yang berhasil adalah Katniss Everdeen, karakter utama franchise The Hunger Games.

”Lewat Wonder Woman, kami ingin membuktikan bahwa perempuan mampu membuat film dan menjadi superhero yang keren,” tegasnya.

Perempuan berusia 45 tahun itu menuturkan, banyak hal yang dipertimbangkan ketika menampilkan sosok Wonder Woman yang punya nama alias Diana Prince ke layar kaca. Baik karakter maupun tingkah lakunya. Menurut Jenkins, Wonder Woman tidak pernah menyerang orang lain. Dia memilih mencegah kekerasan yang tidak perlu dan bertahan.

”Hal itu tidak cuma kudiskusikan dengan Gal (Gadot, Red), tapi juga dengan para stunt. Dalam benakku, aku ingin Wonder Woman terlihat keren, tapi tidak menakutkan,” ujar Jenkins.

Dalam proyek film berbujet USD 120 juta (Rp1,6 triliun) itu, bukan cuma Jenkins yang sangat idealis. Gadot pun punya visi mendetail tentang karakternya.

Menurut dia, Wonder Woman merupakan seorang feminis. ”Buatku, feminisme adalah kesetaraan dan kebebasan buat perempuan di setiap hal dalam hidup. Bukan laki-laki melawan perempuan atau sebaliknya,” tegas ibu dua anak itu. (jaw-editor3)

Related posts

Leave a Comment