Pengerjaan Drainase ‘Amburadul’, Warga Jalan Air Bersih Ujung Gelar Pertemuan

pengerjaan proyek drainase

topmetro.news – Warga Jalan Air Bersih Ujung Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan, protes keras terkait pengerjaan proyek drainase di daerah mereka. Menurut warga, pengerjaannya sangat amburadul dan terkesan jauh dari rasa kemanusiaan.

Terkait kondisi tersebut, maka warga setempat pun mengadakan pertemuan dengan mengundang Lurah Binjai dan kepling setempat. Namun ironisnya, hingga pertemuan usai, baik lurah maupun kepling tidak kunjung hadir.

Padahal menurut salah seorang warga, Dr Ir Asahan Pasaribu, mereka sudah menyampaikan undangan kepada Lurah Binjai Medan Denai dan kepling.

Dalam pertemuan itu, terungkap berbagai keluhan warga terkait kondisi proyek yang menurut mereka sangat merugikan dan sepertinya asal jadi. Dan ternyata, menurut warga, pengerjaannya sudah tersendat sejak Desember 2021 dengan kondisi yang sama sekali belum bisa berfungsi. Bahkan cenderung merugikan dan mengganggu masyarakat.

Menurut warga, beton parit banyak yang masih belum tersambung. Ada tiang Telkom, PLN, dan lainnya di tengah parit. Pembetonan parit tidak lurus berkelok-kelok. Titi ke rumah warga pun masuh sangat banyak yang tersambung, sehingga mobilitas mereka benar-benar sangat terganggu.

Kedalaman parit juga jadi pertanyaan warga dalam pertemuan itu. Karena menurut warga, lebih tinggi dasar paritnya di hilir. Akibatnya air menggenang di bagian parit yang dasarnya lebih dalam daripada hilir.

Siang hari sebelum pertemuan sore itu, bahkan sudah ada mobil yang terperosok ke parit karena kualitas beton yang menurut warga, meragukan. Warga dalam pertemuan itu menduga, kualitas beton tidak standar. Bahkan yang belum terpasang pun sudah ada yang pecah.

“Sebelum ada proyek, tidak ada masalah. Titi juga tahan dilintasi mobil. Tapi sejak ganti dengan beton baru, langsung ada mobil jeblos karena beton penutup parit pecah,” kata seorang warga dalam pertemuan tersebut.

Lapor Pemko Medan

Warga juga menegaskan supaya pembetonan parit diluruskan. Jangan berbelok-belok. Bahkan ada yang memakan badan jalan. Mereka pun meminta semua tiang-tiang yang ada harus dicabut. Dan selanjutnya pihak pemborong agar melakukan koordinasi.

“Saya yakin bahwa proyek itu ada kontrak. Sehingga muncul pertanyaan apakah dalam kontrak ada rencana parit berbelok-belok? Tukang rumahan saja pun kalau kerja ada tarik garis supaya lurus,” tandas seorang warga.

“Ini kan uang rakyat. Dan saya yakin bahwa petinggi PU pun tidak akan menerima hasil pekerjaan seperti ini. Pemborong ini adalah manusia yang tidak berperasaan. Mereka tidak perduli sama sekali dengan apa yang dirasakan masyarakat,” tandas Dr Ir Asahan Pasaribu.

Untuk itu, warga sepakat akan melaporkan hasil pertemuannya dengan tembusan kepada camat. Apabila lurah juga tidak merespon maka warga akan langsung ke Pemko Medan.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment