Akibat Pakan Mahal, Harga Telur di Aceh Singkil Tembus Rp55 Ribu per Papan

Mahalnya pakan ayam membuat pembudidaya ayam petelur di Aceh Singkil stop beroperasi. Hal itu terjadi karena tidak sesuainya biaya investasi dengan keuntungan yang mereka peroleh.

topmetro.news – Mahalnya pakan ayam membuat pembudidaya ayam petelur di Aceh Singkil stop beroperasi. Hal itu terjadi karena tidak sesuainya biaya investasi dengan keuntungan yang mereka peroleh.

Awalnya ada sekira lima pembudidaya ayam petelur di Aceh Singkil. Namun semenjak harga pakan yang tak sesuai, para pembudidaya ramai-ramai menghentikan kegiatannya. Tercatat tinggal satu orang lagi yang masih bertahan, yakni Mang Dede Rosadi.

Kepada reporter topmetro.news, Mang Dede menyebutkan harga pakan ayam saat ini sangat tinggi. Tambah lagi jasa angkut yang juga menjadi perhitungan.

“Harga pakan kini tembus di angka Rp7.900 per kilogramnya. Ditambah ongkos angkut. Sedikitnya kami harus merogoh kocek perkilogramnya Rp8.400,” ucap Dede, Rabu (25/8/2022).

Lanjutnya, akibat harga pakan yang mahal, membuat para pengelola harus menaikkan harga telur. “Awalnya di pengecer kami jual dengan harga Rp50 ribu per papan. Kini harus kami naikkan menjadi Rp55 ribu,” jelasnya.

Hal inilah yang membuat banyak pembudidaya di Aceh Singkil menyetop usahanya. Karena bila diteruskan akan tambah merugi,” ujarnya.

“Pakan adalah faktor kunci harga telur. Bila harga pakan murah, tentu para pembudidaya bisa menurunkankan harga. Namun bila harga pakan mahal, tentu harga telur ikut naik,” tutur Dede.

reporter | Rusid Hidayat

Related posts

Leave a Comment