Prof Sapta Nirwandar: INHALIFE Conference 2022 Fokus pada Implementasi Hasil Laporan Tahun Sebelumnya

Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Prof. Sapta Nirwandar mengatakan, gelaran Konferensi Indonesia Halal Lifestyle tahun ini cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

topmetro.news – Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Prof Sapta Nirwandar mengatakan, gelaran Konferensi Indonesia Halal Lifestyle tahun ini cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Pada tahun lalu, kita lebih fokus pada diseminasi strategi temuan-temuan dan update infomasi seputar industri halal. Termasuk kita bersama-sama Bank Indonesia dan Dinar Standar memproduksi Indonesia Halal Market Report 2021-2022,” kata Sapta saat membuka ‘4th Indonesia International Halal Lifestyle Conference’ di JCC Senayan Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Namun pada Konferensi INHALIFE 2022 yang mengambil tema Recover Stronger Together with Indonesia’s Halal SMEs ini, pihaknya fokus mengimplementasikan hasil laporan tahun sebelumnya bersama Asosiasi Peritel Indonesia (APRINDO).

“Mulai dari Hypermart, Alfamart, Indomart dan lain-lain. Jadi bagaimana produk SMEs masuk ke dalam mart-mart ini sebelum melakukan ekspor. Ini semacam pelatihan. Karena persepsi tentang SMEs adalah lokal dan tradisional,” ungkapnya.

Sekarang persepsi tentang produk-produk SMEs, sambung Sapta, adalah produk dengan kualitas yang baik, kemasan yang baik dan menarik serta halal. Artinya sehat dan aman.

Selain itu, Sapta menambahkan, pihaknya bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam rangka memiliki sertifikat halal bagi produk-produk SMEs.

“Selebihnya, melalui kerjasama dengan BPJPH, kita mengembangkan aplikasi yang disebut halal scan,” terangnya.

Terbesar Dunia

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis Indonesia akan menjadi pemain utama dalam industri halal dunia. Yakni tidak sebatas menjadi konsumen namun juga produsen terbesar pada 2024.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan, Indonesia bukan hanya sebagai konsumen produk halal terbesar dunia. Namun juga memiliki peluang besar menjadi produsen utama produk halal di pasar global.

“Kami optimis Indonesia akan menjadi produsen utama produk halal di pasar global,” kata Didi ketika menyampaikan honorary speech mewakili Menteri Perdangan Zulkifli Hazan dalam acara ‘4th Indonesia International Halal Lifestyle Conference’.

Ia menjelaskan jumlah populasi Muslim dunia terus meningkat. Pada tahun 2022 ini, populasi Muslim mencapai 1,93 miliar atau 26 persen dari total penduduk dunia secara keseluruhan.

Menurutnya, jumlah ini membuat kebutuhan terhadap produk halal kian meningkat. “Jumlah populasi yang besar itu membuat peningkatan permintaan terhadap produk halal. Khususnya cloths, pharmacy dan kosmetik,” terangnya.

Maka dari itu, ia menambahkan, pihaknya dalam hal ini Kemendag, terus mengembangkan dan mempromosikan produk-produk halal hasil karya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia. Baik di pasar lokal maupun global.

Terkait pengembangan industri halal di Indonesia, Didi menyampaikan, saat ini fokus pada empat jenis produk unggulan. Ada pun keempat jenis produk itu antara lain modest fashion, makanan halal, obat-obatan dan kosmetik.

Sesuai prediksi, lanjutnya, konsumsi keempat jenis produk ini akan meningkat secara signifikan di pasar global pada tahun 2024.

Mentalitas Pejuang

Pada kesempatan serupa, Vice Chairwoman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Jetti Rosila Hadi menyampaikan beberapa hal yang mereka lakukan selama gelaran Indonesia International Halal Lifestyle Conference atau INHALIFE 2022 dalam rangka mendorong UMKM Indonesia masuk ke dalam modern retail.

Selain seminar, pihaknya juga melakukan kurasi dan seleksi bagi UMKM untuk masuk ke dalam modern retail hingga ke pasar global. Dari pemberdayaan dan pendampingan oleh pihaknya, Ibu Tila menjelaskan, banyak UMKM layak masuk modern retail. Bahkan siap untuk melakukan ekspor produk.

“Dari program ini, kita simpulkan bahwa memiliki usaha dan menjadi seorang entrepreneur bukan hanya tentang marketing atau kemasan. Namun tentang membangun metalitas petarung dan tidak putus asa dalam mencoba dan terus belajar. Sebab kita adalah the ‘real zero to hero’,” kata Ibu Tila.

sumber | RELIS

Related posts

Leave a Comment