Kecewa LP Tak Diproses, Keturunan Oppung Naihorsik Bongkar Fasilitas Pemandian Bah Damanik

Kecewa Laporan Pengaduan (LP) soal pengerusakan areal destinasi wisata pemandian Bah Damanik yang tak kunjung diproses oleh Polres Simalungun, keturunan Oppung Naihorsik (Partuanon Sidamanik) kembali bongkar fasilitas wisata yang sempat mereka bangun.

topmetro.news – Kecewa Laporan Pengaduan (LP) soal pengerusakan areal destinasi wisata Pemandian Bah Damanik yang tak kunjung diproses oleh Polres Simalungun, keturunan Oppung Naihorsik (Partuanon Sidamanik) kembali bongkar fasilitas wisata yang sempat mereka bangun.

Pembongkaran ini dilakukan sebagai bentuk protes kekecewaaan pada aparat penegak hukum (APH) yang dinilai lambat dalam memproses pengaduan yang sudah berjalan hampir setahun.

“Kami lakukan aksi pembongkaran fasilitas Pemandian Bah Damanik yang telah kami bangun sebagai bentuk protes dan ekspresi kecewa kami terhadap Polres Simalungun yang tak kunjung menetapkan tersangka terhadap pelaku pengrusakan fasilitas Pemandian Bah Damanik yang kami bangun dan telah merugikan kami selaku keturunan pemilik Bah Damanik sebesar ratusan juta rupiah,” ungkap Bulan Damanik selaku pendamping keturunan Oppung Naihorsik di lokasi, Senin (24/4/2023).

Diketahui, sebelumnya keturunan Oppung Naihorsik telah membuat laporan dugaan pengerusakan fasilitas Bah Damanik yang diduga dilakukan sekelompok orang, dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTPL) dengan Nomor: STPL/204/VI/2022/SPKT/Polres Simalungun/Polda Sumut, tertanggal 30 Juni 2022, ditandatangani Kepala SPKT Ipda R. Peranginangin.

Imbas hal tersebut, guna menjaga kekondusifan, Pemandian Bah Damanik sebenarnya sempat ditutup untuk masyarakat umum melalui surat yang diterbitkan lurah. Keturunan Oppung Naihorsik pun memilih untuk menaati imbauan tersebut. Namun, oknum kelompok masyarakat sekitar kembali melakukan pembukaan paksa terhadap akses Pemandian Bah Damanik untuk dikunjungi masyarakat umum dan mengutip retribusi bagi masyarakat yang ingin masuk Pemandian Bah Damanik.

Melihat hal tersebut, sejumlah keturunan Oppung Naihorsik selaku pemilik Pemandian Bah Damanik tersebut merasa resah dan menilai pembukaan paksa Pemandian Bah Damanik untuk umum sebagai bentuk pembangkangan atas surat lurah dan berpotensi menciptakan konflik.

Karenanya, sejumlah keturunan Oppung Naihorsik memilih melakukan aksi pembongkaran terhadap fasilitas Bah Damanik yang mereka bangun dengan harapan Pemandian Bah Damanik dapat ditutup dari kunjungan masyarakat umum.

“Dengan kami bongkarnya fasilitas Pemandian Bah Damanik yang telah kami bangun ini, selain sebagai bentuk protes terhadap lambannya kinerja APH, juga bertujuan agar Pemandian Bah Damanik ini ditutup sementara dari kunjungan wisata umum dan tindakan pungutan liar dari ulah oknum kelompok masyarakat yang melakukan pembukaan paksa dan tidak mengindahkan imbauan surat lurah,” tegasnya.

Dengan aksi ini, Bulan berharap agar APH segera menindaklanjuti proses laporan mereka guna mencegah potensi konflik yang timbul akibat tak adanya titik terang penyelesaian permasalahan tersebut.

Apalagi, ditambahkan Bulan, pelapor sudah dimintai keterangan dan beberapa terlapor sudah diperiksa. Serta ada terlapor yang diduga sudah melarikan diri.

Bulan menyampaikan, pembongkaran fasilitas Pemandian Bah Damanik ini akan kembali mereka lakukan sampai laporan dugaan tindak pidana pengrusakan fasilitas Bah Damanik ini diproses oleh pihak Kepolisian Simalungun.

Pantauan di lokasi, para pengunjung yang berwisata di Bah Damanik tersebut berbondong-bondong pulang usai melihat aksi keturunan Oppung Naihorsik yang melakukan pembongkaran fasilitas Bah Damanik.

penulis | Agustian Tarigan

Related posts

Leave a Comment