Mualaf dan Meninggal, Keluarga Suami Malah Cuek, HBB Minta Ketum FKIB Ambil Alih Fardhu Kifayah Almarhumah

Seorang perempuan bernama Maya Lita Yulianti mengalami nasib tragis. Di tengah kemiskinan yang mendera, perempuan mualaf ini meninggal dunia dan pihak keluarga suami malah menolak mengurusi jenazah almarhumah. Suami almarhumah sendiri sedang berada di penjara.

topmetro.news – Seorang perempuan bernama Maya Lita Yulianti mengalami nasib tragis. Di tengah kemiskinan yang mendera, perempuan mualaf ini meninggal dunia dan pihak keluarga suami malah menolak mengurusi jenazah almarhumah. Suami almarhumah sendiri sedang berada di penjara.

Melihat kondisi ini, Ketum HBB (Horas Bangso Batak) Lamsiang Sitompul SH MH pun minta Ketum FKIB (Forum Kebhinekaan Indonesia Bersatu) Sumut Ustadz Martono untuk membantu proses pemakaman jenazah almarhumah.

Kemudian, Senin (24/4/2023), Ustadz Martono menyambangi RSU Haji Medan untuk melihat kondisi jenazah almarhumah Maya Lita Yulianti.

Sesuai permintaan Ketum HBB Lamsiang Sitompul, ia pun mem-‘back up’ prosesi pelaksanaan ‘fardhu kifayah’ almarhumah. Yakni, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan memakamkan. Hal itu mengingat almarhumah adalah keluarga miskin yang tidak memiliki biaya untuk pelaksanaan fardhu kifayah, sebagaimana penetapan pihak RSU Haji Medan, yakni sebesar Rp3 juta.

Untuk itu, Ketum FKIB ini memohon kepada pihak rumah sakit agar mendapat keringan biaya prosesi ‘fardhu kifayah’. “Hal itu mengingat ‘fardhu kifayah’ adalah tanggung jawab seluruh Umat Islam di sekitar jenazah. Bila ‘fardhu kifayah’ telah terlaksana, maka seluruh Umat Islam di sekitar jenazah tidak berdosa. Tetapi bila ‘fardhu kifayah’ tidak terlaksana, maka seluruh Umat Islam di sekitar jenazah turut berdosa,” papar Uztadz Martono.

Akhirnya setelah berdialog dengan alot antara Ustadz Martono dengan petugas pemulasaran jenazah RSU Haji Medan, disepakti biaya pemulasaran jenazah sebesar Rp1,5 juta.

Bilal Mayit Perempuan

Namun kemudian Ustadz Martono sangat menyesalkan, karena RSU Haji Medan tidak punya bilal mayit perempuan. “Sekelas rumah sakit pemerintah bertipe A dan identik dengan Islam dan Islami, tidak memiliki bilal mayit perempuan,” katanya.

Akhirnya demi pelaksanaan ‘fardhu kifayah’, Ustadz Martono mendatangkan dua bilal mayit perempuan ke RSU Haji Medan untuk pelaksanaan prosesi pemulasaran jenazah. Dan pihak RSU Haji Medan pun akhirnya membebaskan seluruh biaya pemulasaran jenazah almarhumah Maya Lita Yulianti, yang juga semasa hidupnya adalah seorang mualaf dan anggota HBB.

Proses ‘fardhu kifayah’ almarhumah pun sangat dramatis. Mulai dari penolakan penerimaan jenazah oleh keluarga suami almarhumah dengan berbagai macam alasan tidak masuk akal. Kemudian, tidak adanya biaya pemulasaran jenazah karena almarhumah semasa hidupnya adalah keluarga tidak mampu. Serta faktor tidak adanya bilal mayit perempuan di RSU Haji Medan.

Namun akhirnya akhirnya sekira pukul 20.00 WIB, pemakaman jenazah dapat terlaksana di Pekuburan Muslim di Medan. Prosesi pemakaman dipimpin oleh Ustadz Martono dikuti keluarga almarhumah yang juga masih ada beragama Kristen.

Ustadz Martono sendiri yang sudah terkenal sebagai sosok sangat toleran dan tetap menjunjung tinggi ‘habbluminallah’ dan ‘habbllum minannas’, tidak mempermasalahkan semua itu.

“Walau kita berbeda keyakinan, namun kita tetap bersatu dalam kebajikan,” ungkap Ustadz Martono.

Apresiasi Keluarga

Sementara itu, Frengki Sirait, atas nama keluarga almarhumah mengucapkan terima kasih atas uluran tali kasih semua pihak, sehingga pemakaman almarhumah berjalan baik.

“Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ketua Umum HBB Bapak Lamsiang Sitompul SH MH, yang sudah turun tangan membantu proses pengambilan jenazah dari rumah sakit dan pemakaman melalui Ketua Umum FKIB Bapak Ustadz Martono. Begitu juga kepada Ketua HBB DPD Sumut Bapak Thomson Parapat, Ketua HBB DPK Medan Denai Bapak Guntur, dan Ketua HBB Ransus yang sudah mendoakan proses penguburan berjalan dengan baik,” urainya.

“Begitu juga kepada Ketua Umum FKIB Ustad Martono yang penuh ikhlas membantu pengurusan jenazah dari memandikan, menyolatkan, sampai turun untuk memakamkan. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan juang yang sudah mendoakan keluarga untuk meringankan pengurus jenazah. Puji Tuhan proses pemakaman berjalan dengan baik,” tutup anggota HBB Ransus Bakaran Batu ini.

Sedangkan Ketua Umum DPP HBB Lamsiang Sitompul SH MH menjelaskan, almarhumah adalah seorang mualaf, menikah, kemudian suaminya masuk penjara.

“Karena dari golongan tidak mampu, maka mereka pun mungkin tidak aktif di mesjid. Sehingga ketika dia sakit sampai meninggal, dibawa ke mesjid, orang di mesjid merasa enggan untuk memandikan dan mensholatkan serta melakukan proses penguburan,” katanya.

Lalu pihak keluarga minta tolong kepada Ketum HBB. Selanjutnya Ketum HBB ini meminta tolong kepada Ustadz Martono. “Dan Ustadz Martono lah yang membantu proses penguburan ini dan seterusnya. Dan HBB memang tidak membeda-bedakan suku, agama, atau siapa pun yang minta tolong. Bahkan di luar anggota pun kita tolong. Begitu juga dengan Ustadz Martono. Ia adalah sosok yang sangat toleran dan tidak pernah membuat perbedaan dan selalu siap menolong siapa saja,” tutup Lamsiang Sitompul.

penulis | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment