Pengunjung Penas XVI Serbu Kopi Seduh dan Hasil Budidaya Kurma dari Sumut

Pengunjung Penas XVI Serbu Kopi Seduh dan Hasil Budidaya Kurma dari Sumut

topmetro.news –  Ribuan pengunjung masih memadati lokasi pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) Tani Nelayan XVI 2023 di Lapangan Udara Sutan Sjahrir, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang berlangsung 10-15 Juni 2023. Dalam giat pameran, stan dari Sumatera Utara (Sumut) menjadi pusat perhatian masyarakat dari berbagai provinsi, termasuk tuan rumah.

Stan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KTPTH) Sumut yang berada di tenda produk pertanian dan kelautan pada acara tersebut menjadi satu dari puluhan provinsi yang menampilkan produk unggulan dari daerah masing-masing. Baik yang merupakan hasil budidaya hingga produk olahan.

Selain hasil pertanian yang juga banyak dipamerkan oleh provinsi lain, Sumut mencuri perhatian pengunjung. Karena menyuguhkan kopi berbagai varian, hingga menyediakan kopi yang sudah diseduh dan diminum langsung. Dengan cita rasa unik, yakni percampuran rasa pahit kopi dengan manisnya madu, meskipun tanpa campuran gula.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tidak sendiri. Juga turut serta Pemkab Simalungun, Pemkab Tapanuli Selatan dan Pemkab Mandailingnatal yang menawarkan berbagai hasil pertanian serta produk olahan di stan Sumut.

Dari stan Sumut, Kepala Dinas KTPTH Sumut Rajali menjelaskan budidaya tanaman Kurma yang tanam di sekitar kawasan (zona aman) Gunung Sinabung pasca erupsi, membuahkan hasil yang cukup membanggakan. Sebab pohon yang umumnya tumbuh di kawasan padang pasir di Timur Tengah, bisa menghasilkan ketika ditanam di Sumut.

“Ini satu produk pertanian yang kita uji coba tanam di Kabupaten Karo. Dan hasilnya bagus,” kata Rajali.

Uji coba di lahan seluas 10 Hektare tersebut, kata Rajali, berlangsung di kawasan Tiganderket Karo. Setelah Gunung Sinabung mengalami erupsi yang cukup panjang. Sehingga di lokasi tanam, terdapat banyak pasir yang kemudian membawa kesuburan untuk pertanian di sana

“Kita tahu kurma itu kan tumbuh di daerah dekat padang pasir. Jadi di Karo ini, setelah erupsi Gunung Sinabung, tanahnya banyak mengandung pasir. Kita lihat strukturnya di sana, dataran tinggi dan tanahnya subur,” sebut Rajali.

Selain itu, Rajali juga menunjukkan hasil pertanian andalan berupa Pisang Kepok Keling yang ukuran tandannya besar. Begitu juga dengan buahnya yang dua kali lipat ukuran pisang Kepok biasa. Bahkan hasil pertanian yang dipasok dari daerah Kota Tebingtinggi dan menjadi komiditi ekspor.

“Kita pamerkan ini karena ukurannya yang besar dan satu tandan itu jumlah sisirnya bisa banyak. Dan ini untuk kebutuhan ekspor juga. Selain itu juga ada yang dijual di sini berupa hasil olahan seperti keripik dan lainnya,” sebut Rajali.

Selain itu, juga ada kopi yang menjadi incaran pengunjung di Penas XVI Tani Nelayan Kota Padang yang berlangsung selama hampir sepekan ini. Meskipun Sumut terkenal dengan varian kopi seperti Kopi Sidikalang, Sipirok, Lintong dan Mandheling, namun saat pameran, petugas stan menawarkan varian rasa madu kepada pengunjung yang datang melihat hasil pertanian dari Sumut.

“Ini tidak pakai gula dan campuran pemanis, tetapi seperti ada rasa madu (manis) saat minum,” ujar seorang pengunjung yang mencoba Kopi Sipirok.

Sayangnya, jumlah pengunjung yang memadati stan Sumut cukup banyak, hingga membuat kemacetan di jalur tenda pameran produk pertanian. Dengan kepadatan masyarakat yang datang, akhirnya suguhan kopi seduh khas Sumut yang  mereka siapkan sejak pagi, sudah habis dalam dua jam, hingga petugas harus membuat kembali.

Selain produk pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut juga menampilkan hasil olahan nelayan berupa ikan asin dan ikan Teri Medan yang terkenal. Juga ada produk kerajinan yang menggunakan kulit kerang.

Sumut yang terdiri dari 33 kabupaten/kota, menyuguhkan produk pertanian dengan banyak jenis. Produk tersebut bahkan tidak sedikit yang kemudian dikirim ke provinsi lain hingga luar negeri. Hasil ini sejalan dengan kepedulian pemerintah terhadap petani. Seperti bantuan subsidi bibit dan pupuk hingga program kawasan pertanian terpadu (KPT) dan lainnya.

Pameran ini sendiri akan berakhir pada 15 Juni 2023. Setelah nantinya akan berlangsung acara penutupan di lokasi landasan Lapangan Udara Sutan Sjahrir, Kota Padang.

penulis: Erris

Related posts

Leave a Comment