Penampakan Buaya Bikin Resah, PB IMABARA Pinta Pihak Penangkar UD Alian Ruswan Diperiksa

Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Batubara (PB IMABARA) memberi perhatian khusus atas maraknya penampakan buaya di sepanjang perairan sungai hingga di daerah pesisir Kabupaten Batubara.

topmetro.news – Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Batubara (PB IMABARA) memberi perhatian khusus atas maraknya penampakan buaya di sepanjang perairan sungai hingga di daerah pesisir Kabupaten Batubara.

Sebagaimana berita sebelumnya, Senin (1/5/2023) lalu, di sungai Desa Perupuk Kecamatan Limapuluh Pesisir, masyarakat setempat gempar dengan penampakan beberapa ekor buaya.

Dari situlah kemudian pihak PB IMABARA berinisiatif untuk mengkonfirmasinya langsung kepada masyarakat setempat. Dan benar saja. Banyak yang menyebutkan bahwa memang peristiwa penampakan buaya itu awalnya terlihat oleh salah seorang nelayan sekitar pukul 08.00 WIB, sewaktu nelayan itu menebar rawai pancingnya dan mengenai seekor buaya.

Lalu menurut keterangan Sang Nelayan, di waktu dan tempat yang sama, ia juga mengatakan masih ada tiga ekor buaya yang terlihat. Dan sampai saat ini belum ditemukan di sekitar wilayah perairan sungai yang dimaksud.

Masing-masing kades di wilayah Kecamatan Limapuluh Pesisir juga sudah membuat surat imbauan terkait adanya penampakan buaya.

Kuat dugaan, buaya itu pernah terlepas dari penangkaran UD Alian Ruswan Desa Simpang Gambus. Di mana tembok milik penangkaran buaya itu pecah akibat banjir.

Ketua Umum PB IMABARA Nazli Aulia SH melalui Sekretaris Umum Rizky Zein mengungkap, pengambilan sikap tegas pihaknya adalah merujuk kepada surat imbauan dari Pemerintahan Desa Kuala Indah per tanggal 12 Juni 2023 tentang adanya penampakan buaya di sekitar sungai dan muara Desa Kuala Indah.

“Yang terbaru, ada juga surat himbauan dari Pemerintah Desa Gambus Laut, tercatat pada tanggal 24 juni 2023 telah membuat himbauan kepada masyarakat agar bisa menjaga keselamatan dari binatang buas. Yaitu buaya yang berada di perairan sungai sekitar desa,” ungkapnya.

“Kali ini kami baru masih sebatas himabuan serta permohonan melalui media kepada pihak Pemkab Batubara dalam upaya untuk mengantisiapasi bahaya yang sangat mengancam keselamatan para nelayan dan juga warga di sekitar perairan beberapa sungai serta muara, yang kepala desanya sudah pun membuat surat himbauan,” pungkas Zein.

“Tapi kalau ini tidak direspon apalagi tidak ditanggapi, maka kami akan turun untuk menggelar aksi unjuk rasa bersama dengan masyarakat guna mengusir keberadaan tempat penangkaran yang menurut informasi yang kami himpun, buaya saat ini yang ditangkar ada berkisar belasan ribu ekor. Sedang izin yang dikantongi tidak melebihi 900 ratus ekor saja, artinya bahwa jumlah buaya yang ditangkar sudah over atau tidak sesuai lagi dengan perizinannya,” tegas Rizky Zein.

Selanjutnya Rizky Zein juga menduga, maraknya penampakan buaya yang terjadi, bersumber dari buaya buaya kecil yang dulu dikabarkan terlepas akibat tembok penangkaran milik UD Alian Ruswan rubuh disebabkan banjir yang terjadi pada Bulan November 2022 lalu, kini sudah berkembang tumbuh menjadi besar.

Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.19/Menhut-II/2005 tanggal 19 Juli 2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar, penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.

Akan tetapi, penangkaran buaya itu sendiri tidak boleh berada di sekitar pemukiman warga. Sedangkan penangkaran buaya milik UD Alian Ruswan di Desa Simpang Gambus sangat dekat dengan sungai. Belum lagi terkait adanya peristiwa terlepasnya 4 ekor buaya di wilayah perairan Sungai Inalum dan wilayah sungai lainnya. Itu menjadi sinyal adanya ancaman bahaya yang nyata di tengah-tengah masyarakat.

Oleh karenanya pihak PB IMABARA menduga, bahwa penangkaran buaya di Simpang Gambus telah melakukan kelalaian dan harus bertangung jawab mengembalikan ketentraman dan kenyamanan nelayan dan masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Batubara. Apalagi keberadaan buaya di alam terbuka jelas akan sangat mengancam keselamatan banyak warga.

reporter | Bimais Pasaribu

Related posts

Leave a Comment