Kemudahan Pembiayaan Picu Tingginya Tunggakan Pinjol Hingga Rp51 Triliun

Tunggakan pinjol

TOPMETRO.NEWS – Tunggakan pinjol (pinjaman online) seolah ‘menggunung’. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tunggakan (outstanding) pinjol di Indonesia per Mei 2023 tembus Rp51,46 triliun.

Tunggakan pinjol ini direspons anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan.

Kata dia, tunggakan pinjol yang tinggi merupakan dampak akibat kemudahan yang diberikan pinjol dalam pembiayaan.

Seperti dilansir TOPMETRO.NEWS pada Kamis 6 Juli 2023.

BACA JUGA | Hai Jomblowers..!! Angka Perceraian di Jakbar Naik, Ribuan Wanita Terancam Jadi Janda

“Contoh kasus, memang di Jawa Barat pinjaman online itu memang besar bahkan mungkin terbesar di Indonesia, nilainya lebih dari Rp10 triliun,” ujar politisi yang akrab disapa Hergun itu kepada Parlementaria saat ditemui di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta pada Rabu 6 Juli 2023.

Lantas kenapa tunggakan pinjol bisa tumbuh dan berkembang? Tentunya karena ada kemudahan.

Politisi Gerindra itu lantas membandingkan kemudahan pinjaman online dari perusahaan teknologi keuangan dengan pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan.

BACA JUGA | Nias dan Sibolga..!! Waspada Gelombang Tinggi 6 Meter di Selat Sunda

Disampaikannya, masalah agunan masih menjadi polemik dalam praktek pembiayaan oleh perbankan.

“Kami coba bertanya juga dengan kawan-kawan perbankan, rata-rata yang dihadapi itu tentang masalah agunan. Kalau toh di situ ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang katanya (pembiayaan) sampai Rp25 juta itu tidak menggunakan agunan tapi pada faktanya para bankir ini agak enggan untuk menyerahkan pinjaman.”

“Kenapa? Karena si Bank sendiri perlu kepastian, perlu kenyamanan dan keamanannya, apalagi perbankan ini aturan mainnya sudah baku,” papar legislator Dapil Jawa Barat IV itu.

BACA JUGA | NGERI..!! Tak Punya Biaya Pemakaman, Ayah Simpan Jenazah Anak 2 Hari di Kulkas

Hergun pun menyoroti pembiayaan mikro dan ultra mikro yang juga ditawarkan oleh pemerintah melalui perbankan dan BUMN pembiayaan lainnya.

Menurutnya, dengan rantai yang panjang dan beberapa pihak yang ikut mengambil spread (persebaran) bunga, maka dapat membuat bunga pinjaman yang dikenakan ke masyarakat pun cenderung tinggi.

Sehingga hal tersebut juga dapat membuat masyarakat beralih ke pinjaman online.

BACA JUGA | Suami Jangan Tertipu..!!! Perhatikan Ini, Tanda Wanita Klimaks Bercinta

“Apa bedanya? Saya ke pinjol aja minjem lebih cepat prosesnya. Ini kemudian menjadi sebuah tantangan untuk perbankan. Mungkin perbankan bisa membuat suatu divisi sendiri yang bisa ‘menjemput bola’, itu kan yang dilakukan oleh pinjol?”

“Misal jam 10.00 malam pinjam hanya Rp500 ribu nanti jam 10 malam itu juga langsung dapat duitnya dan di waktu itu juga dipakai untuk belanja sayuran. Nanti jam 10.00 pagi itu sudah bisa dikembalikan Rp600 ribu bahkan mungkin Rp700 ribu. Berapa persen bunganya? Tapi mereka (masyarakat) tidak masalah,” tuturnya.

Tercatat per Mei 2023 jumlah outstanding pembiayaan yang disalurkan melalui P2P lending/ perusahaan teknologi finansial sebesar Rp51,46 triliun atau naik 28,11 persen secara tahunan (yoy).

BACA JUGA | Putri Ariani, Penyanyi Indonesia Hipnotis Juri America’s Got Talent

Jawa Barat menjadi provinsi dengan pengguna pinjaman P2P lending paling banyak, dengan total utang mencapai Rp13,8 triliun dan TWP90 3,92 persen.

Sementara di posisi kedua ada DKI Jakarta dengan total utang Rp10,5 triliun dan TWP90 3,23 persen. Duh!

asl1

Related posts

Leave a Comment