Halangi Peliputan dan Ancam Bunuh Wartawan Hakim PN Medan Perberat Hukuman Rakes

Majelis Hakim PN Medan diketuai As'ad Rahim Lubis, Selasa (11/7/2023), memperberat hukuman Jai Sanker alias Rakes yang semula dituntut agar dipidana 6 bulan penjara menjadi 1 tahun penjara.

topmetro.news – Majelis Hakim PN Medan diketuai As’ad Rahim Lubis, Selasa (11/7/2023), memperberat hukuman Jai Sanker alias Rakes yang semula dituntut agar dipidana 6 bulan penjara menjadi 1 tahun penjara.

Dari fakta-fakta terungkap di persidangan, majelis sependapat dengan JPU pada Kejari Medan, Septian Napitupulu. Terdakwa, menurut keyakinan hakim, melakukan tindak pidana Pasal 18 Ayat (1) UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Yakni secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi tugas jurnalistik (wartawan) saat melakukan peliputan prarekonstruksi oleh Polrestabes Medan di Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura tepatnya di pinggir jalan depan Hive 5.

Hal memberatkan, terdakwa sudah pernah menjalani hukuman. Hal meringankan, terdakwa telah berdamai dengan korban. Baik JPU, terdakwa maupun penasihat hukumnya (PH) sama-sama memiliki hak selama tujuh hari menentukan sikap. Apakah menerima putusan atau banding.

Dalam dakwaannya, JPU Septian mengatakan perkara tersebut bermula pada Hari Senin tanggal 27 Februari 2023. Saksi Suriyanto bekerja sebagai wartawan mendapatkan informasi tentang prarekontruksi oleh Polrestabes Medan di Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura. Tepatnya di pinggir jalan depan Hive 5.

5 Saksi

Sebanyak 5 saksi korban, awak media, Goklas Wisely, Alfiansyah, Suriyanto, Donny Atmiral, dan Tuti Alawiyah Lubis, juga telah memberikan keterangannya di persidangan pekan lalu.

Menurut Suriyanto, awalnya ia melaporkan terdakwa karena telah menghalangi tugas jurnalis. Yakni, untuk melakukan peliputan di Jalan Abdulah Lubis pada tanggal 27 Februari 2023 lalu, tepatnya di pinggir jalan depan Hive 5.

“Kami dapat informasi ada prarekonstruksi, tentang penganiayaan oknum DPRD Kota Medan. Kami sama teman-teman menuju lokasi. Kebetulan saya sampai duluan Saya melihat dia (terdakwa) bersama petugas Polrestabes Medan,” ucap Suriyanto.

Setahu bagaimana terdakwa bergaya arogan tersebut melarangnya untuk pengambilan gambar. “Saya coba mengambil gambar. Tiba-tiba terdakwa bilang jangan ambil-ambil gambar Bang. Saya terkejut, saya mundur ke belakang,” katanya.

Tak lama, lanjut Suriyanto, saksi Goklas dan Alfiansyah hadir di tempat prarekonstruksi tersebut. Suriyanto mengaku, melihat rekannya Goklas dan Alfiansyah terlibat cekcok adu mulut dengan terdakwa.

“Terdakwa menunjuk saya. Jangan mengambil gambar. Hapus-hapus. Terdakwa menendang kaki kanan saya. Trus dilerai sama polisi,” sambungnya.

Hal serupa juga disampaikan saksi Alfiansyah yang mengatakan, saat mencoba mengambil gambar, dirinya juga dilarang oleh terdakwa.

“Saya parkirkan sepeda motor, terus saya ambil id card saya. Saat mau mengambil gambar saya didatangi sama terdakwa bersama teman-temannya. Langsung mengatakan, gak boleh mengambil gambar di lokasi itu,” kata Alfiansyah.

Mendapat larangan tersebut, Alfiansyah pun mempertanyakan sosok kehadiran terdakwa di lokasi. “Kau gak kenal sama ku? Aku anggota AMPI,” ucap Alfiansyah menirukan perkataan terdakwa.

Merasa tidak kenal, ia pun melanjutkan tugasnya sebagai jurnalis untuk mengambil gambar prarekonstruksi tersebut.

“Saya melihat rekan saya Suriyanto ditendang, karena saya pas di samping kirinya. Kamera kami dihalang-halangi, video yang kami ambil disuruh hapus. Kalau gak kalian hapus kumatikan kalian. Gak tau kalian aku pernah bunuh orang,” ucap Donny Atmiral menirukan ucapan terdakwa Jai Sanker alias Rakes.

Donny juga mengatakan, bahwa ia melihat rekan wartawannya sempat terjadi tolak-menolak dengan terdakwa.

Intimidasi

Saksi lainnya, Tuti juga mengaku melihat melihat rekan wartawan yang hadir pada saat prarekontruksi saat itu mendapat intimidasi dari terdakwa. “Saya melihat posisi teman saya sudah ditolak-tolak, semua diintimidasi di sana. Terdakwa ini posisinya sangat dominan,” ucap Tuti.

Melihat suasana semakin memanas, lanjut Tuti, pihak kepolisian yang berada di lokasi pun kemudian melerai.

Namun, usai dilerai, terdakwa kembali datang lagi dengan teman-temannya dan menyuruh mereka menghapus gambar dan video yang telah diambil oleh para jurnalis yang hadir.

“Kalian tanpa ijin, kalo gak klen hapus, kumatikan klen,” timpal Tuti menirukan perkataan terdakwa.

Tak sampai di situ, Goklas yang hadir di lokasi juga mengaku mendapatkan larangan dari terdakwa Jai Sanker.

“Sempat si Rakes ini berupaya merampas HP-nya Bana (saksi). Jatuhlah HP-nya. Ia sempat mengucapkan, jangan kalian rekam-rekam. Nanti kumatikan kalian semua,” ucap Goklas.

reporter | Robert Siregar

Related posts

Leave a Comment